Share

Bagian 98

Sampai rumah, rutinitas pertama yang kulakukan adalah menyiram bunga. Wajah manis Pak Irsya menari-nari di pelupuk mata ini. Hingga sebuah bunyi klakson menyadarkan diriku yang sedang dimabuk asmara.

Sesosok pria berdiri di atas motor, memandangku dengan senyum sinis. Ah, untung aku sedang bahagia, jadi kehadirannya tidak terlalu membuatku jengkel.

“Hai, Umar! Apa kabar?” sapaku dengan riang.

“Nia, kamu aneh,” jawabnya dengan mengangkat sebelah bibir. Manusia sombong!

“Mari duduk di teras. Pasti ada perlu, ya?” ajakku.

“Jangan merayuku, Nia! Gak akan mempan meski muka kamu dimanis-manisin gitu.”

Percaya dirinya tinggi sekali!

“Apa wajahku terlihat seperti tukang rayu?” tanyaku sambil mengedipkan mata. Menghadapi orang semacam dia, hanya perlu dibuat becanda saja. Biar tidak buat darah tinggi.

“Aku ada penting sama kamu. Gak usah banyak basa-basi gitu.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
lia yuliana
gue suka gaya lho Umar.... bikin aku ketawa guling2 sampe sakit perut.
goodnovel comment avatar
hesti sari
umar knp aneh .........
goodnovel comment avatar
Arifrahman Muhamma
tokoh laki-lakinya banyak yang nyebelin dan konyol sengklek hahaha seru author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status