Share

Bab 148

Setelah satu jam berlalu Nia pun terbangun dari tidurnya, sementara Dila masih tampak begitu lelap dalam tidurnya.

"Bu, Nia pamit ya. Soalnya, kasihan Zaki di tinggal terus sama Ibu," pamit Nia.

"Begitu?" Bunga tampaknya bersedih saat Nia berpamitan pulang, tetapi bagaimana lagi. Apa lagi alasan Nia adalah anaknya, "ya sudah, hati-hati. Jaga juga cucu Ibu yang ini," Bunga pun mengusap perut Nia yang sudah mulai membuncit itu.

Semetara Dion hanya melihat saja, tapi sebenarnya juga ingin mengelusnya.

Hanya saja tidak berani, lagi pula sudah pasti di tolak nantinya.

"Iya Bu."

"Kamu pulang dengan Dion kan?"

"Iya Ma," jawab Dion dengan cepat, bahkan langsung bangkit dari duduknya.

"Baguslah kalau begitu, karena Mama nggak mau lihat seorang suami yang tidak tahu diri. Apa lagi lepas tanggung jawab terhadap istri dan calon anaknya!" Kata Bunga menyindir Dion.

Membuat Dion pun menunjukan wajah masamnya karena kesal pada Bunga.

"Mama, ngomongin Dion?" Tanya Dion.

"Ngomong tentang seorang pria,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
siti mutmainah
huh kpn damainya
goodnovel comment avatar
Aerylindaeli
sampai kapan Nia dan Dion gak akur, jd bosan begitu2 aja
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status