Share

Hanya Pelarian

Seakan memiliki dendam kesumat, begitu sampai di rumah setelah menempuh perjalanan udara, Tama langsung menarik Syera memasuki kamarnya dan mengunci ruangan tersebut. Yang lebih mengejutkan lagi, lelaki itu sampai mengambil kunci kamarnya dan meletakkan di saku celananya.

Syera yang sedari tadi dibekap langsung memberontak dan melepaskan diri. Namun, Tama tak membiarkan dirinya terlepas meski lelaki itu telah menyingkirkan tangan dari mulutnya. “Untuk apa sampai dikunci segala?! Aku harus membereskan barang-barang Elvina di kamar sebelah!”

“Bukankah harusnya sekarang Mas pergi ke kantor? Ayo bersiap-siaplah! Tolong buka pintunya agar aku bisa menyiapkan sarapan dan keperluan lainnya,” imbuh wanita itu dengan senyum kecil, berharap Tama akan mengabulkan keinginannya.

Sebenarnya Syera mengerti apa yang sedang Tama rencanakan. Meskipun telah berulang kali melakukannya dengan orang yang sama, tetap saja selalu mendebarkan hatinya. Dan sekarang dirinya masih terlalu lelah untuk melakukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status