Share

42. Momen yang Paling Berharga

"Sekarang," Edmund bersusah payah mengalahkan sesak dalam dadanya, " bantulah aku untuk membuat malam ini menjadi momen berhargaku dengan Sky."

Demi menahan kedutan hebat di dagu, ia lanjut dengan berbisik, "Meskipun aku bukan ayahnya, dia sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Jadi tolong ...."

Edmund mengatur napas. Ia takut suaranya pecah kalau terus dipaksa kuat.

"Izinkan aku untuk menikmati kebersamaan kami untuk yang terakhir kali. Aku tidak tahu apakah setelah ini kami masih punya kesempatan untuk bertemu lagi. Lucas bisa saja menghalangi kami. Jadi, demi mengantisipasi kemungkinan terburuk itu," Edmund kembali berhenti.

"Baiklah," sela Rachel. Ia ikut sesak mendengar penderitaan Edmund.

"Aku mengerti. Kita harus mendirikan tenda secepat mungkin. Ayo bergegas sebelum Sky kembali," angguknya sambil lanjut mengikat tali.

Edmund tahu Rachel ingin membuat suasana menjadi lebih baik. Ia bingung harus bersyukur atau marah. Mengapa mudah sekali Rachel merelakan dirinya pergi dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status