Warning! Adult content. Hati-hati dalam memilih bacaan. Satu kesalahan fatal sang paman, membuat Elena Marcia harus rela untuk menjadi jaminan dari seorang Darryl Matthew Alvarooney. Dia terjebak dan menjadi tawanan seorang duda kaya satu anak, yang ternyata berhasrat padanya dan menginginkan dirinya sebagai penghangat ranjang. Namun sebuah keberuntungan justru menjadikannya seorang pengasuh dari anak pria itu, alih-alih menjadi wanita penghiburnya. Sayangnya, itu hanya sementara karena Darryl memiliki seribu satu cara untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Dapatkah Elena mencari cara untuk keluar dari sana atau justru dia harus terjebak selamanya bersama ayah dan anak itu? "Kau hanya memiliki dua pilihan. Hidup denganku atau ... kubunuh kau." ~ Darryl Matthew Alvarooney ~ "Selain tidak punya hati, kau juga kejam dan gila." ~ Elena Marcia ~
Lihat lebih banyak"K-kak Marcell!"Elena yang melihat kedatangan Marcell, terkejut bukan main dan segera melepaskan pelukan Darryl. Dia tidak mau sepupunya salah paham, tapi belum dia sempat mendekati Marcell, pria itu tiba-tiba berlari dan langsung memukuli Darryl. Elena menjerit kaget karena kejadian berlangsung sangat cepat. Apalagi saat Darryl jatuh begitu saja."AKH! KAK MARCELL BERHENTI!" jerit Elena yang mencoba menarik Marcell. Dia ingin memisahkan dua orang itu. Elena tidak mau rumahnya jadi arena perkelahian, apalagi Darryl tampak bernafsu untuk membalas pukulan Marcell. "Sialan, kau berani padaku?""Kau pikir aku takut! Aku akan membalas apa yang kau lakukan selama ini! Bajingan!" balas Marcell sambil berteriak. Matanya melotot. Dia menunjukkan kemarahan yang besar. "CUKUP! Hentikan! Jangan berkelahi di rumah!" teriak Elena yang masuk ke antara Marcell dan juga Darryl. Dia berusaha menengahi mereka. Menatap satu persatu dengan mata melotot. Elena tampak kesal. "Ini bukan arena perkelahian!
"Anakku. Anakku."Darryl tidak bisa berhenti bergumam sambil menatap kaca mobil. Dia memerhatikan penampilannya sebelum kemudian melirik ke arah rumah Elena. Hari ini, Darryl memutuskan untuk datang lagi. Dia ingin menyelesaikan kesalahpahaman sekaligus memastikan apakah Elena benar-benar hamil anaknya atau tidak. Dia juga berharap Elena mau bicara dengannya. Setelah mempersiapkan diri dan mental, Darryl akhirnya turun dari mobil. Dia berjalan gugup menuju pintu rumah. Tidak seperti waktu itu, keadaan rumah tampak sepi. Tidak ada Elena. Wanita itu sepertinya waspada dan takut dia datang lagi. Darryl merasa sedih. Elena sampai tidak mau melihatnya, tapi dia tidak bisa menyerah. Dia akan terus memperjuangkan wanita itu. Begitu berdiri di depan pintu rumah, Darryl langsung mengetuknya. Namun dia tidak bicara dan memilih diam. Saat tak ada jawaban, Darryl kembali mengetuk pintu. Dia berharap Elena ada di dalam dan mau membukanya. "Ya, siapa? Tunggu sebentar!"Mata Darryl melebar saat d
Dua hari berlalu setelah Darryl menemui Elena. Dia disibukkan kembali oleh pekerjaan dan juga kasus yang menjerat Kathleen. Orang tua Kathleen pun telah tiba dan ingin bertemu dengannya secara langsung untuk bicara. Lagi-lagi, Darryl tidak bisa bertemu dengan Elena hari ini dan harus menyelesaikan urusannya. Dia ingin semuanya tuntas hingga tidak ada lagi masalah seperti ini di kemudian hari. Bagaimana pun, Darryl dan orang tua Kathleen memiliki hubungan dekat sebagai mertua dan menantu. Akhirnya, di sinilah Darryl sekarang. Menunggu di privat room yang telah dia pesan di restoran sebelumnya. Dia duduk sambil menanti kedatangan mantan mertuanya untuk membicarakan soal kelakuan Kathleen. Darryl merasa sedikit tidak nyaman, tapi dia juga tidak bisa menampik kalau dia harus menjelaskan semuanya dan memberi pengertian. Darryl diam dan menunggu agak lama di kursinya sampai beberapa menit kemudian, pintu ruangan dibuka dan mantan mertuanya muncul bersama seorang waitress. Dia yang sedang
'Kathleen yang mengatakannya!'"Sialan!" umpat Darryl sambil memukul stir mobilnya dengan keras saat dia teringat dengan perkataan Elena. Kathleen lagi. Apa yang dikatakan wanita itu, sampai Elena begitu marah padanya? Lalu apa maksudnya bercumbu? Darryl tidak bisa menemukan jawabannya, karena dia tidak pernah merasa demikian. Satu-satunya cara untuk mendapat jawaban adalah menemui Kathleen. Saat lampu di perempatan jalan berubah menjadi warna hijau, saat itu juga Darryl langsung melajukan mobilnya kembali menuju ke tempat di mana Kathleen berada. Setelah beberapa hari ditahan, Kathleen pasti masih menjalani pemeriksaan polisi, mengingat sidangnya juga belum diadakan atau belum dijadwalkan. Namun satu hal yang Darryl tahu, polisi telah menghubungi keluarga Kathleen di luar negeri. Darryl sebagai orang yang dekat dengan Kathleen, tentu saja dia mendapat telepon atas pertanyaan dan kebingungan keluarga Kathleen. Akan tetapi, dia tidak menjawab banyak dan meminta janji temu antara mere
Keesokan harinya. Darryl diam di mobil dengan perasaan gugup. Untuk pertama kalinya, dia merasa perasaannya tidak tenang, memikirkan dia akan bertemu kembali dengan Elena. Semua rencananya berhasil. Setelah lebih dari sebulan dia mencari keberadaan Elena, akhirnya dia menemukannya. Di dalam mobilnya, Darryl bisa melihat sebuah rumah yang begitu sederhana. Tidak ada banyak rumah di sekitarnya. Ada perasaan miris dalam hatinya ketika memikirkan jika Elena tinggal di tempat ini setelah kabur dari rumah. Wanita keras kepala dan tidak tahu diuntung. Jika saja Elena mau tinggal bersamanya, kehidupan wanita itu akan tercukupi. Tidak akan mungkin tinggal di rumah kecil seperti ini. Rasa kesal merayap di dada. Darryl sedikit emosi. Namun dia berusaha mengendalikan dirinya. Mengingatkan jika niatnya datang untuk menjemput Elena tanpa adanya paksaan. Darryl menekan mati-matian emosi serta egonya yang terluka akibat Elena. Dia pun akhirnya keluar dari mobil dan merapikan penampilannya. Darryl
"Ayah!"Darryl baru saja membuka pintu rumah, ketika suara cempreng Ezekiel menyambutnya. Membuatnya terkejut untuk sesaat ketika mendapat pelukan erat putranya. "Ezekiel, kenapa?""Ayah, kenapa Tante Kathleen tidak ada? Ke mana Tante?"Pelukan terlepas. Ezekiel menjauh, tapi tetap memegangi jas kantor milik Darryl. Mata bulatnya menatap ayahnya dengan penasaran. Dia ingin tahu keberadaan Kathleen karena sejak kemarin hingga hari ini, Ezekiel belum bertemu dengannya. Padahal harusnya Kathleen ada.Sementara Darryl yang mendapatkan pertanyaan tiba-tiba itu, sontak terdiam sesaat. Dia memang belum memberitahu Ezekiel jika Kathleen sedang diinterogasi penyidik dan akan segera dipenjarakan olehnya. Darryl pun hanya bisa menarik tangan Ezekiel dan mengajaknya duduk di sofa. Dia mengusap kepala putranya dengan lembut."Ezekiel, Tantemu sudah pergi dari rumah ini. Mungkin tidak akan kembali untuk waktu yang lama.""Huh? Pergi? Kok tidak bilang-bilang?""Mungkin Kathleen lupa memberitahumu. D
"Lepaskan aku! Tolong biarkan aku bebas! Tuan!"Suara rintihan terdengar di sebuah penjara bawah tanah milik Darryl. Seorang pria tua tampak duduk menyedihkan dengan beberapa luka di tubuhnya. Matanya juga tidak bisa melihat. Entah apa yang terjadi, tapi darah terlihat di kedua matanya. Dia benar-benar tampak sangat menyedihkan. Sampai suara langkah tiba-tiba terdengar di penjara bawah tanah. Mendekat ke arah pria tua itu. "Tuan? Apa itu Anda? Jika iya, tolong bebaskan saya. Saya ingin pulang. Saya janji, saya akan membayar utangnya.""Kau tidak akan bisa membayar utang.""Apa? Tidak! Saya bisa melakukannya! Anak saya—""Anakmu sudah pergi, membawa Elena," ucapnya dengan suara penuh kemarahan. Dia menggenggam besi yang memisahkannya dengan pria tua yang menyedihkan. "Anakmu itu lebih memilih Elena dibanding kau, Ayahnya sendiri.""M-mustahil. Tidak mungkin! Marcell tidak mungkin seperti itu!"Tubuh tua dan kurus itu bergerak. Tampak ketakutan mendengar berita tersebut. Tentu saja, it
"Kak Darryl, apa-apaan ini! Kenapa Kakak melakukan ini padaku!"Kathleen melotot. Dia berteriak dan memprotes Darryl karena telah membawanya ke kantor polisi. Hingga kini, dia diinterogasi atas semua kejahatan yang dilakukannya. Kathleen merasa dijebak. Dia merasa semua ini telah direncanakan oleh Darryl. Pria itu ingin dia diadili. "Aku salah apa denganmu!""Kau tidak melakukan kesalahan padaku, tapi pada Elena. Kau merencanakan pembunuhan dan terus menyakitinya. Aku hanya memberimu pelajaran."Darryl menatap datar Kathleen. Dia menunjukkan rasa muaknya terhadap adik iparnya. Jika ditanya apakah dia menyayangi Kathleen? Tentu saja iya, tapi itu dulu sebelum Kathleen mengusik kehidupan pribadinya dan mengganggu urusannya. Seandainya wanita itu bukanlah adik mantan istrinya, dia mungkin sudah melenyapkannya. Darryl tidak akan segan-segan menghabisi orang seperti Kathleen. "Elena lagi, Elena lagi! Kenapa lagi-lagi Kakak membahas dia! Apa kurangnya aku, Kak?" Kathleen menjerit. Tak pedu
"Sialan! Kenapa aku mengatakan itu? Dasar bodoh!"Kathleen berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dia mengutuk mulutnya yang asal bicara di depan Darryl. Gara-gara panik hendak diusir, dia sampai meluapkan semua perasaannya, termasuk perasaan bencinya pada saudaranya sendiri. Sekarang, bukannya mendapatkan Darryl, pria itu akan lebih sulit didekati. Kathleen kesal dan marah pada dirinya sendiri. Namun saat dia sedang sibuk menyalahkan dirinya sendiri, ponselnya tiba-tiba berdering. Sebuah nomor tak dikenal, membuatnya terdiam dan mengernyit. Dia tidak langsung mengangkatnya dan memikirkan siapa yang menghubunginya. "Siapa ini? Marcell?" tebak Kathleen sambil mengerutkan keningnya. Beberapa hari lalu dia mendapat protes dari Marcell soal niatnya membunuh Elena, tapi dia langsung memblokir nomor pria itu. Apa sekarang Marcell mencoba menghubunginya lagi? Kathleen yang penasaran, akhirnya mengangkat panggil tersebut. "Marcell? Apa lagi yang kau—""Bos, ini saya."Kalimat Kathleen terhenti
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.