Share

Bab 22 Penguntit

Bab 22 Penguntit

Bening memperhatikan Ajeng yang lebih banyak melamun. “Apakah tugas yang Kakak berikan terlalu berat?” tanyanya suatu sore yang lembab.

Ajeng menggeleng. “Tidak, Kak, hanya saja aku belum bisa merayu Mas Ibra?” keluhnya pelan. Menutupi kegelisahan hatinya memikirkan ibunya yang belum pulang dari semalam.

Bening tersenyum tipis. “Setidaknya kamu sudah berusaha,” ucap Bening menenangkan. Dia cukup puas dengan kinerja Ajeng, dan hendak memberikan bonus untuknya. Ia lalu duduk di kursi miliknya, memeriksa email. “Oh, ya, apa ada pesan menarik yang mau kamu bagikan dari media sosial?”

Semenjak Ajeng turut bergabung dengan Joli Flower, ia memiliki meja sendiri. di pojok ruang. Sehingga ia nyaman melakukan pekerjaannya.

Di seberang, Ajeng tersedak, lalu terbatuk – batuk. Trik jitu agar tidak menjawab pertanyaan Bening.

Beberapa hari ini, dirinya menerima pesan masuk yang isinya kata – kata tak senonoh tentang Bening dan Joli Flower, dan ia berulang kali menghapus pesan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status