Share

Bab 8. Tinggal satu atap dengan maduku

"Ayo masuk Sayang! Sini biar aku saja yang bawa, kamu duduklah dulu," ucap Mas Iqbal pada seseorang.

Setelah diperhatikan baik-baik. Yang datang bersama Mas Iqbal ternyata adalah Amanda.

Si4lan! Ternyata secepat ini dia membawa gundiknya ke rumah ini untuk tinggal bersamaku.

Aku masih merasa ini seperti mimpi. Mimpi paling buruk sepanjang hidupku.

"Apa istrimu tak apa-apa aku tinggal di sini?" tanya perempuan membuatku muak.

"Tyas, maksud kamu? Aman pokoknya! Toh rumah ini juga 'kan rumahku. Dia nggak ada hak, apa lagi ngelarang kamu untuk tinggal di sini. Dengar, kamu juga 'kan istriku. Kamu juga punya hak yang sama sama dia untuk tinggal di rumah ini. Aku mau kita melewati hari bersama-sama. Menunggu dia lahir ke dunia ini." Mas Iqbal merapikan anak rambut perempuan itu, lalu mengelus perutnya yang terlihat masih rata.

Tak kupungkri sakit rasanya melihat pemandangan ini di depan mataku. Jika memang rasa cinta di dalam hati ini mulai pudar karena sebuah pengkhianatan, tapi luka peng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status