Share

Bab 12. Menolak nafkah batin

"Papa akan buat perhitungan dengannya!" ucapnya kemudian.

Aku menggeleng cepat.

"Enggak Pa. Tyas akan selesaikan sendiri masalah ini." Papa menatapku penuh arti.

"Kamu masih mencintai laki-laki itu?" tanya Ayah dengan tatapan tak suka.

"Bukan itu Pa. Tyas–"

"Lalu apa? Cuma orang bo doh yang masih mau bertahan dengan seorang pengkhianat!" ucapnya tegas.

"Tyas paham itu Pa. Tyas hanya ingin kasih dia pelajaran. Tyas nggak rela mereka bahagia setelah mencampakkan Tyas. Kalau Tyas langsung meminta cerai, mereka akan merasa menang," jelasku.

Papa hanya membuang muka mendengar penjelasanku.

"Pa, Tyas paham, Papa nggak rela. Tapi Tyas yakin, Tyas kuat menjalani ini Pa. Papa percaya 'kan sama Tyas?"

Papa menolehku sebentar lalu kembali membuang pandangan ke arah lain.

"Orang tua mana yang rela melihat anaknya di madu, bahkan tinggal satu atap dengan madunya."

"Papa." Aku meraih jemari tangannya. Menggenggamnya erat-erat.

"Pa ... Maafin Tyas Pa. Ini semua memang salah Tyas, salah Tyas dulu ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status