Share

Bab 20. Obat tidur

"Aku masih sah istrinya, sah-sah saja jika kami melakukan hubungan suami istri, dan itu halal, dapat pahala lagi. Beda sama kamu, rela di tiduri sama suami orang, sampai hamil, baru kemudian di nikahi, di sini yang gatal siapa? Hem?"

Skak Mat!

Amanda tak dapat menampik kata-kataku lagi.

"Wah enak nih! Makan malam kita spesial," ucap Mas Iqbal menghampiri kami di meja makan.

"Gini doang aku juga bisa," sungut Amanda. Terlihat tak senang Mas Iqbal memujiku.

"Kalau gitu besok gantian Amanda yang masak ya."

"Oke. Siapa takut!" tantangnya.

Bisa? Bisa beli maksudnya? Setiap hari aku jarang melihatnya masak, kalau nggak dibantu sama ibu, ya pasti dia beli masakan mateng.

Kami makan bersama. Ini adalah kali pertama kami makan satu meja seperti ini. Ada yang terasa nyeri di dalam sini. Biasanya dulu kami makan berdua sambil berbincang tentang banyak hal, sambil bermesraan, kini ada orang ketiga diantara kami.

*

"Tyas! Sini!" panggil Mas Iqbal menepuk sisi ranjang sebelahnya. Aku pun menurut, m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status