Share

Bab 154. Gelora cinta

Aku membuka pelan pintu kamar mandi, dan netra ini langsung memindai seluruh kamar. Ternyata Mas Raffi kembali terlelap.

Setengah berlari aku menuju nakas mencari mukena untuk salat. Selesai mengenakan mukena, baru aku membangunkan Mas Raffi.

"Mas bangun, ayo salat subuh dulu, keburu waktunya habis lho," ucapku sambil sedikit menggoyangkan tubuhnya, ia menggeliat, kemudian pelan-pelan membuka matanya dan menatapku.

"Kamu udah salat subuh?" Aku mengangguk. Padahal belum, tentu aku menunggunya, untuk salat berjamaah bersama.

Dahinya mengernyit.

"Kok nggak nungguin aku sih," ucapnya berdecak kesal.

"Hehe, belum kok, aku nungguin kamu, ayo cepetan mandi, aku tunggu." Aku berkata sambil tersenyum, ia pun ikut tersenyum hendak mengelus pipiku.

Secepat kilat aku memundurkan kepalaku.

"Eeitss! Aku sudah wudhu lho! No!" Aku menggerakkan jari telunjukku tanda tak ingin di sentuh karena sudah ada wudhu.

Mas Raffi pun segera bangkit, meraih celana pendek yang berada tak jauh dari tubuhnya kemudia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status