Share

Bab 177. pulang

"Oke, kalau kamu nggak mau ke rumah sakit, ayo ikut aku pulang!"

"Nggak."

"Kenapa? Lalu maumu bagaimana?" Aku merasa putus asa.

Beberapa saat kami berdua sama-sama diam.

"Sebenarnya siapa laki-laki itu Vi? Kenapa memanggilmu Vini?"

"Dia ... Dia pacarku."

"Apa pacarmu? Kenapa dia kasar sekali padamu? Apa yang dia minta saat di pinggir jalan itu? Aku lihat kalian berdebat cukup alot. Dia terlihat ... Seperti meminta sesuatu padamu," cecarku.

Vivi terdiam yang terlihat hanyalah linangan air mata. Aku membuang pandangan, muak. Semuanya seperti tanggung, setengah-setengah dan penuh teka-teki. Vivi masih belum mau cerita semuanya secara gamblang. Sedangkan aku sendiri tak sabar karena rasa penasaran yang memuncak.

"Setiap malam aku harus memberinya jatah lima ratus ribu."

Degh!

Pacar model apa begitu? Yang tega memeras kekasihnya sendiri. Sebagai perempuan tentu inginnya di hargai, di hormati, di manjakan oleh pacarnya bukan? Bukan justru mau dimanfaatkan seperti ini. Bodoh atau gimana ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status