Share

Bab 179. Karma sang pelakor

"Lebih baik nggak usah pulang sekalian, daripada hanya membuat Papa teringat semua kelakuan kamu Vi," ucap Om Edwin terdengar dingin tanpa ekspresi.

Om Edwin melangkah menjauhi kami,

sampai membuat Vivi terjengkang karena tadi memeluk lutut papanya.

"Papa! Sudahlah Pa! Kita sebagai orang tua, sudah sepatutnya memaafkan kesalahan anak, apalagi Vivi sudah minta maaf," seru Tante Vivi.

"Terus saja kamu bela anakmu itu Ma. Dia jadi begini itu karena kamu, kamu terlalu memanjakan dia!" sentak Om Edwin. Terlihat jelas raut kecewa tergambar di wajahnya.

"Papa! Mama!" panggil Vivi yang kini tertududuk di sofa, wajahnya yang pucat serta kedua matanya sembab.

"Maafin Vivi Ma, Pa. Maaf." Vivi terlihat sangat lemah, lamat-lamat ia terpejam dan kehilangan kesadaran.

"Ya Allah Vi! Om, Tante, Vivi pingsan! Ayo cepat kita bawa dia ke rumah sakit."

Om Edwin yang tadinya hendak melangkah keluar rumah pun langsung menoleh ke arah Vivi." Hanya helaan napasnya yang terdengar, sebelum akhirnya ia mela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status