Share

Bab 189. jalan-jalan

"Kita pamit sekarang?" bisik Mas Raffi sesaat setelah acara selesai.

"Tapi aku nggak enak Mas, masih pada kumpul semua orang," sahutku.

"Nanti aku yang pamit, kamu ngikut aja di belakangku." Aku hanya menurut.

Beberapa menit yang lalu ....

"Duh, sayang ya, cantik, pinter, tapi ternyata kurang subur," ucap Tante Anita, dan Tante Syakira ikut tertawa. Ya, mentertawakan diriku tentunya.

"Kayaknya kamu salah pilih mantu deh May, kamu sih nggak tengok dulu bibit, bebet, bobotnya. Jadi gini kan," ucap Tante Anita lagi.

Yang kurasakan kini wajahku memanas, mendengar ucapan mereka. Dari sudut mataku aku bisa melihat beberapa kali Mas Raffi melirik ke arahku. Ia pasti sangat mengkhawatirkan aku.

"Anita, sudah lah jangan seperti itu, bagiku, Putri adalah mantuku yang terbaik." Walaupun Mama Maya membelaku, tapi aku yakin hatinya pasti terusik. Aku takut ia mulai terhasut oleh kompor meleduk seperti Tante Anita.

"Ya, ya, ya, belain aja terus nanti kalau sudah terbukti tak bisa kasih keturunan, b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status