Share

Blazer

“Nona Laila?” Elang memberanikan diri menyapa.

Mendengar suara yang tak asing tadi, Laila langsung menoleh dan terkesiap. “Pak Elang … sudah datang?” tanyanya salah tingkah.

“Bukankah kita sudah janji untuk bertemu sekarang?” Elang tersenyum kecut. Sesekali, ekor matanya melirik Pramoedya yang juga tengah memandang ke arahnya.

“Maaf, saya … saya ….” Laila terbata. Dia lalu menunduk dan memperhatikan celananya yang basah. Laila merasa sangat tidak nyaman atas kondisi itu. Terlebih, bagian bawah tubuhnya mulai menimbulkan bau yang tidak sedap.

“Apa kita masih lama di sini? Tanganku sudah pegal menutupi pinggulmu,” celetuk Pramoedya enteng, tapi langsung memecah fokus Elang. Penasihat kepercayaan Widura itu menatap tajam Pramoedya.

Namun hal itu tak berlangsung lama. Dia kembali mengarahkan pandangannya pada Laila yang bersemu merah karena malu. “Apa ada sesuatu yang terjadi sebelum saya datang?” tanya Elang pelan dan hati-hati.

“Ah, iya … ini …. Celana saya basah terkena air waktu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status