Share

Bab 18

Jangan Ajari Aku Kata Sabar (18)

Enam hari sudah berlalu sejak tes DNA. Belum pernah aku segelisah ini. Setiap hari, aku memandangi Cia, tak mau sedikit saja kehilangan waktu bersamanya. Kucoba untuk menenangkan hatiku sendiri, tapi setiap kali mencoba, aku semakin gelisah. Karena terlalu cinta, maka aku menjadi lemah karenanya.

"Bagaimana jika Cia ternyata benar-benar anak Jelita, Yah? Apa Aya akan memberikan Cia padanya?"

Aku menghentikan langkah, tanpa sengaja mendengar percakapan Ayah dan Ibu di meja makan. Aku berhenti dan berdiri dibalik tirai.

"Tidak, Bu. Ayah tak bisa membiarkan Aya hancur. Dia sudah berusaha terlalu keras untuk kuat dan tegar selama ini. Tapi, Cia adalah kelemahannya. Ayah akan lalukan apa saja asal Aya dan Cia tak berpisah."

"Kenapa jadi begini? Harusnya, Aya membawa Cia ke luar negeri sekalian," keluh Ibu.

Semua orang memikirkan perasaanku. Bahkan Mbak Atik, yang diam-diam sering menatapku, dan mengalihkan pandangan sambil mengusap mata saat aku memergokiny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status