Share

20

"Memangnya, masih laku, Mbak? Bukannya pria kalau mencari yang masih muda."

"Kamu kelamaan di rumah, Bas. Bahkan ada yang pernah melihat kalau dia gandengan sama brondong."

Aku geleng-geleng kepala mendengar cerita Mbak Nis. Dia asli warga sini. Tentu tahu dan paham kebiasaan tetangganya.

"Apa dia enggak takut kena penyakit yang berbahaya itu, Mbak?"

"Enggak tahu juga, Bas. Orang anak sudah besar-besar, tinggal menikmati hidup, ngibadah, malah aneh-aneh. Alasannya karena kebutuhan banyak. Karena Pak Darmin cuma buruh tani. Ya sudah, Bas. Aku pulang dulu." Mbak Nis kembali ke kediamannya di belakang.

Aku berkali-kali mengelus dada. Aku bersyukur, meski hidup pas-pasan, istriku tetap setia padaku.

Ponsel berdering. Ketika kulihat layar, ternyata Miko.

"Ada apa lagi, Brow? Katanya cancel."

"Brow, mending tutup pintu dan kuci. Sekalian jendela juga. Aku tadi berpasan dengan Romi dan Mak-mu. Ketika aku basa-basi bertanya pada Emak, katanya dia mau ke rumahmu. Romi kangen anaknya, bilangny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status