Share

23

Aku tidak tahu harus menjawab apa. Ingin meng-iyakan untuk menginap malu, karena aku sudah mengecewakan dirinya. Minta diantar pulang, apa lagi. Di kampung halaman, semua orang sudah tahu kalau kami berselisih.

Dalam otakku saat ini hanya ada Romi. Aku tidak mau dia melampiaskan kekesalannya pada minuman haram yang biasa ia tenggak.

"Bagaimana, Mak?" Ibas mengulang pertanyaannya.

Dengan terpaksa aku mengangguk dan minta diantar pulang. Karena di sana adalah tempat ternyamanku.

"Dek, kamu enggak apa-apa 'kan kalau kutinggal sebentar? Jika ada apa-apa teriak saja. Tetangga banyak yang di rumah dan jaraknya dekat-dekat." Ibas memegang pundak istrinya. Kemudian mengecup keningnya. Isma menatap suaminya nanar dengan mendekap Tegar.

"Isma, maafkan Emak jika sudah membuatmu sakit hati." Aku mendekati menantu yang selama ini telah kusia-siakan.

Isma bergeming, lalu membalik badan dan kembali ke kamar. Mungkin dia belum bisa menerima maafku. Tidak masalah, karena memang memaafkan itu sulit bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status