Share

Iri

Hakam tersentum sumringah saat melihat saldo di rekeningnya bertambah. Nominalnya sangat jauh di bawah gaji pekerjaan pertamanya. Anehnya ia justru merasakan kesenangan yang berlebihan. Seolah ia baru saja memenangkan perlombaan setelah bersaingan dengan ratusan orang.

Padahal ini hanya tanggal gajiannya.

"Haha," Hakam tertawa sendiri di ruangannya.

Gaji para karyawan juga sudah di transfer. Pekerjaaannya juga sudah hampir selesai. Akhir bulan begini, restoran memang lumayan lebih ramai. Tapi, Hakam tidak akan mengambil lembur malam ini.

Hakam bersiul, mesenandungkan keriangan hatinya. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan perasaan semenyenangkan ini. Dalam benaknya penuh skenario palsu antara dirinya dan Faryn malam ini.

Akhirnya, malam yang dinantinya datang juga.

Suara ketukan di pintu kerjanya, mengalihkan perhatian. Ia memberikan ijin bagi karyawannya yang mengetuk di luar sana untuk masuk.

"Pak, ada Bu Davina. Beliau menunggu di ruang VIP," kata karyawannya.

"Kenapa nggak l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status