Share

Pulang Bersama

Hakam mematikan komputer dan menutup layar laptop. Ia masukan laptop pribadinya itu ke dalam tas kerja jining yang biasa ia bawa. Jika dulu asistennya yang membawakan tas jinjing itu, sekarang ia harus membawanya sendiri.

Terkadang memang ingatan 'manja' itu masih sering mampir. Tapi, bukan berarti Hakam dimampu hidup mandiri dengan mengandalkan dirinya sendiri. Hanya saja, kenangan itu seringkali membuatnya tertawa saat terlintas di kepalanya.

"Hidup seperti ini juga nggak buruk, rupanya. Lebih simple juga ternyata," gumam Hakam pada dirinya sendiri.

Ia memasukan beberapa berkas laporan yang belum ia baca dan setujui untuk dibawa ke rumah. Rencananya, sambil menunggu Faryn pulang, ia akan menyelesaikannya.

Hakam sudah sering mengajak Faryn untuk pulang bersama. Namun, selalu ditolak. Hakam tidak terkejut lagi. Malahan kalau diterima, mungkin ia akan langsung pingsan.

Berlebihan memang. Untuk ukuran orang yang sering ditolak oleh Faryn, sebuah kalimat persetujuan dari wanita itu bisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status