Share

Banjir

Seluruh desa banjir, rumah kami saja yang sudah ditinggikan masih masuk air juga halaman rumah sudah seperti kolam renang. Jalanan desa seperti sungai saja. Hujan belum ada tanda-tanda berhenti. Masih turun biarpun tinggal gerimis saja.

"Pak, aku lapar," kata Udin, dia duduk di atas meja bekas sekolah mengaji.

"Dek, ada makanan?" tanya Bang Parlin.

"Tidak ada, Bang, beras sudah basah karena dapur lebih rendah. Kompor juga basah.

"Waduh, bagaimana kita makan?" tanya Bang Parlin lagi.

"Iya, Bang, bagaimana juga seluruh warga desa makan, kalau banjir tidak surut sampai besok, bisa mati kelaparan ini warga." Kataku.

Rakit batang pisang Udin justru jadi tranportasi di banjir ini. Perahu karet itu sudah kembali ke ibukota kecamatan, karena dibutuhkan di tempat lain.

"Dek, sebagai bentuk rasa syukur Kita Cantik selamat, kita memberi makan seluruh desa," begitu kata Bang Parlin.

Bang Parlin mengumpulkan beberapa pemuda, batang pisang di sekitar desa ditebang. Dibuat rakit yang cukup besar. Ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Mini Adae Jangkang
Terharu rasa nya, di akhir part ini ketika Nia dan Bang Parlin mulai pasrah dan menyerah datang bala bantuan dan itu anak mereka sendiri bersma teman2 nya.. ngk salah selama ini Butet banyak teman nya, ketika ada masalah dan terdesak bantuan datang
goodnovel comment avatar
Tempe
wah. bagus butet...
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Lanjut thoor...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status