Share

71. Saya Serius

"Mbak," panggil Bayu. Lelaki yang baru beranjak dewasa itu menemukan Sakti dan Gendis di sudut koridor rumah sakit.

"Bayu."

"Mbak dicari bapak," ujar Bayu.

"Bapak sudah bangun?"

"Sudah. Kata bapak, bapak mau ngomong sama Mbak," ujar Bayu melirik Sakti.

"Kalo gitu aku masuk dulu, ya," ujar Gendis melepaskan genggaman tangan Sakti dan melangkah cepat.

"Bapak," panggil Gendis yang tiba di ambang pintu.

Hendro tersenyum ringkih, wajahnya masih nampak lemah. Tubuhnya belum sepenuhnya normal, tapi sebisa mungkin dia tidak ingin membuat Gendis terlalu khawatir.

"Kamu jadi nggak kerja," lirih Hendro.

"Enggak apa-apa, Gendis sudah izin. Bapak gimana? udah enakan?"

"Masih nyeri sedikit," kata Hendro pelan. "Bapak jadi nggak enak, Nak Arya juga jadi libur kerja." Hendro tersenyum pada Arya yang berdiri di ujung tempat tidur.

"Bapak nggak usah terlalu banyak berpikir," ujar Arya.

Hendro mengangguk, lalu matanya mencari-cari sesuatu.

"Bapak cari siapa?" tanya Gendis.

"Nak Sakti pula
Chida

Enjoy reading 😘

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Poernama
Nanti aku undang pak penghulu yg lagi virall itu penghulu ganteng biar aku nggak iri klu gendis sm sakti aku sm penghulu ganteng
goodnovel comment avatar
Umie
Akhirnya lampu hijau udah menyala....gass mas sakti jangan lama2 , keburu lampu merah menyala ...
goodnovel comment avatar
winnie prass
"Aku kebagian Administrasi yaa...." " Administrasi??? ngapain....,gak usah repot-repot bayarin biaya Rumah sakit Sakti" " Pe-de...." "Trus mau ngapain...." "orang mau nanya,Ruang haemodalisa dimana?" "Siapa yg mau cuci darah??" "Tuh si Arya kamandanu, biar ganti darah biru,kaya Avatar...."
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status