Share

88. Lupakan Masa Lalu

Gendis bersusah payah menggeret koper berukuran besar keluar dari area kedatangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sementara Sakti menunggunya di luar dengan kedua tangan berada di saku celananya sambil tersenyum geli.

"Bantuin," kata Gendis tanpa suara, Sakti hanya menggeleng. "Ish, jahat." Wajah Gendis berubah kesal.

Tiba saat Gendis berada di hadapan Sakti, gadis itu mengusap peluh.

"Capek ya?" tanya Sakti tanpa dosa. "Sini, aku bawa in," katanya sambil tertawa kecil.

"Enggak usah, aku masih mampu," sungut gadis itu. "Nyesel aku," gerutunya.

"Hah? Gimana?" Sakti mengambil alih koper Gendis. "Nyesel?"

"Iya, nyebelin. Kesel!" umpat Gendis.

Dengan cepat Sakti merengkuh pinggang Gendis. "Gita aja ngambek, aku kan cuma bercanda tadi."

"Enggak lucu," ujar Gendis. "Sini," katanya sambil menarik pegangan koper besar itu.

"Gitu, ngambek. Tambah cantik kalo ngambek," goda Sakti menjawil ujung hidung Gendis. "Kita kesana yuk. Nunggu mobil," ajak Sakti menggandeng tangan Gendis
Chida

Enjoy reading 😘

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Poernama
Gendis klu kmu benar" mau sama sakti benar kata sakti harus tutup mata dan telinga hati kamu harus lapang seluas bandara
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kecupan lagi.uhuy...
goodnovel comment avatar
Nury
gendisss..aku salut padamu bisaa berbesar hati .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status