Share

Jerat Cinta Sang Duda
Jerat Cinta Sang Duda
Penulis: Handira Rezza

Bab 1- Tragedi Di Bar

“Satu gelas lagi!” pinta Dara kepada seorang bartender untuk menuangkan bir sekali lagi ke dalam gelasnya.

Hari ini sungguh hari yang paling sial untuk Dara. Dalam satu hari, hidupnya yang bergelimang harta, dicintai, dan diharapkan kehadirannya tiba-tiba berubah drastis. Kebangkrutan perusahaan sang ayah, rumahnya yang disita, juga putusnya pertunangan dengan sang kekasih karena statusnya yang tak lagi setara. Semua hal itu membuat Dara merasa frustrasi, hingga membawanya ke sini, club malam langganannya.

"Si*lan!" maki Dara kala mengingat betapa kejamnya pemutusan hubungan secara sepihak yang diucapkan oleh mantan calon mertuanya. Dengan kilatan amarah dari pancaran matanya, Dara bersumpah, "Rizal, akan aku pastikan kamu menyesal!"

Entah sudah berapa gelas bir yang dia teguk sambil menunggu munculnya Rizal, mantan tunangannya, di kelab malam langganan mereka. Banyak spekulasi yang ada di pikiran Dara tentang kandasnya hubungan pertunangan mereka, tapi dia ingin mendapatkan penjelasan malam ini juga sebelum benar-benar mengambil keputusan mengenai apa yang harus dilakukan!

Ketika akhirnya penantiannya tiba, Dara membelalak saat menemukan Rizal keluar dari salah satu ruang VIP kelab dengan menggandeng seorang wanita. Mata Dara menyipit untuk melihat sosok yang Rizal gandeng, tapi karena dirinya mulai terpengaruh alkohol, dia tidak mampu melihat jelas.

Tak mau kehilangan kesempatan, Dara langsung menghampiri sang tunangan serta wanita yang digandengnya. Semakin dekat dengan sosok yang dituju, kemarahan Dara semakin memuncak. Wanita yang begitu mesra bergelayut di lengan tunangannya itu sangat dia kenal!

“Kalian berdua ....” Dara menggeram dan mengepalkan tangannya kala berbicara, dengan sengaja menghadang jalan dua orang tidak tahu malu itu. "Apa yang kalian lakukan di sini?!" bentaknya dengan marah.

Alis wanita yang lebih layak dipanggil pelakor itu meninggi. Menyadari bahwa yang menghadangnya adalah Dara, wanita itu menyunggingkan senyum. "Dara?" Pandangannya mengejek. "Masa kamu masih bertanya? Memangnya kamu belum tahu?" Dia terkekeh.

Wajah Dara menegang, amarah jelas menumpuk di dada. Air mata yang ingin keluar terbendung di sudut matanya. Kemunculan dua orang di hadapan membuat Dara sadar  hubungannya dengan Rizal sudah benar-benar di ujung jurang.

“Kamu gila, Irma?!" maki Dara. "Rizal adalah tunanganku!” seru Dara sambil mencoba memisahkan tautan tangan mereka.

Namun, saat merasakan sentuhan Dara di tangannya, Rizal menepiskan tangan gadis itu. "Lepas!" Dia menatap Dara dengan pandangan mencemooh. “Tunangan?" tanyanya. "Itu dulu sebelum kamu miskin!" Pria itu tidak lupa menambahkan, "Sekarang kamu miskin, memangnya kamu kira kamu layak jadi calon istrku?"

Ucapan yang keluar dari mulut Rizal membuat hati Dara sakit. Akan tetapi, dibandingkan sakit, wanita itu merasa marah karena pengkhianatan dua orang di hadapan.

Dengan senyuman pahit di bibir dan pandangan mengejek, Dara memaki, "Tapi, kalian ini memang cocok." Ucapannya membuat Rizal dan Irma memandangnya seperti orang gila. Tidak pernah mereka sangka bahwa Dara akan melontarkan kalimat mengejutkan. "Yang satu pria mokondo, yang satu lagi wanita murahan,” hinanya sebelum berakhir tertawa keras.

Rahang Rizal mengetat saat mendengar sebutan dirinya dari Dara. “Jaga ucapanmu itu!" bentaknya sembari mendorong Dara kuat, menyebabkan gadis itu terhuyung beberapa langkah ke belakang. "Kamu pikir, kamu lebih baik dari Irma?”

Dara mendecih jijik pada mereka berdua. “Tidak ada wanita baik yang merebut tunangan orang!” Dia melirik Rizal. "Dan, tidak ada pria setia yang hanya mementingkan harta."

Dua tangan Rizal mengepal erat di sisinya, tidak terima dengan perkataan Dara. Namun, kemudian pria itu menyunggingan senyum. “Apa pun omong kosongmu, aku tidak peduli. Aku akan tetap menikah dengan Irma karena dia sedang hamil anakku.”

Detik itu juga, Dara mematung. "Hamil?" ulangnya.

Tidak masuk akal! Pria itu baru memutuskan hubungan dengannya tadi siang, lalu ... bagaimana bisa wanita selingkuhannya sudah hamil sekarang?

Setelah berpikir sekian lama, Dara pun menyadari satu hal. Dia mengangkat jari telunjuknya dan menuding Irma serta Rizal. "Selama ini, bahkan sebelum kebangkrutan keluargaku, kalian ... kalian sudah berselingkuh di belakangku!?"

Rizal tersenyum pongah. "Wajahmu memang cantik, Dara ... tapi, kamu tidak pandai menarik hati pria." Pria itu melirik Irma dan melingkarkan tanganya di pinggang wanita itu. "Lihat Irma. Dia cantik, seksi, dan pandai memuaskanku." Rizal kemudian melemparkan pandangan tidak suka kepada Dara sembari mendengus, "Tidak seperti kamu yang kaku dan membosankan. Menolak untuk melakukannya sebelum menikah? Astaga, kamu hidup di zaman apa?"

Dara terdiam di tempatnya. Tangannya mengepal kuat, tak habis pikir dengan kalimat Rizal yang begitu hina. Dia tidak menyangka bahwa dirinya sempat berpikir untuk berbalikan dengan baj*ngan seperti Rizal!

Di samping Rizal, Irma sudah menunjukkan raut penuh kemenangan saat melihat reaksi Dara. Dengan sengaja mempertontonkan kemesraannya dengan Rizal, Irma menarik tangan pria itu dan merengek, “Sayang, kita pulang, ya." Dia berbalik bersama Rizal dan mulai berjalan pergi. "Ngapain sih kamu ladeni wanita miskin itu la—Argh!"

Belum sempat Irma menyelesaikan kalimatnya, kepalanya tertarik ke belakang dengan keras sampai-sampai dia berteriak kencang.

"Argh! Apa yang kamu lakukan!?" teriak Irma kesakitan ketika menyadari Dara menarik rambutnya.

"Sakit, 'kan?" tanya Dara pada Irma dengan senyum menghiasi wajahnya, tidak sedikit pun terlihat bersalah. Kentara, alkohol telah sepenuhnya menguasai pikirannya. "Sakit yang kamu rasa belum seberapa dibandingkan sakit yang aku rasakan!" lanjut Dara seraya menarik lebih kencang.

Rizal yang melihat hal itu kaget dan langsung berusaha melindungi Irma. "Dara! Lepasin Irma!" Karena Dara tidak kian melepaskan Irma, Rizal pun mendorong mantan tunangannya itu dengan kuat.

"Ah!"

Dorongan Rizal membuat Dara terkejut dan mulai terjatuh ke belakang. Saat dia kira bahwa tubuhnya akan membentur lantai dengan keras, sepasang sentuhan hangat melingkari tubuhnya.

Dara yang tadi menutup mata karena siap jatuh berujung membuka matanya dan menengadah ke atas. Sepasang mata hitam yang tenang terarah kepadanya, menatap Dara dengan lembut.

"Kamu tidak apa-apa?"

Komen (3)
goodnovel comment avatar
ryan
siapa yg menegur dara
goodnovel comment avatar
Tino Rizky
aq suka baca novel ini
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
siapa itu yg negur dara
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status