Share

Impresif

"Jika resiko tertangkap adalah seperti yang kau ceritakan, maka anak itu akan berada dalam masalah serius. Dia antara bodoh dan keren, menyerah hidup atau memiliki ide gila." Seseorang yang tadi menghampiri Daniel bersuara. Dari kursi depan di samping pilot, ia terus memperhatikan Shaw.

Daniel diam tak mengatakan apapun. Mulutnya seakan terkunci melihat Shaw membalasnya dengan bahasa isyarat, "Aku tak akan lari. Aku tidak pantas dan tidak akan pernah mampu menjadi penakluk Zanwan jika aku lari." Lalu kembali menautkan tangan di belakang. 

"Apa yang kau lakukan, Bocah?!" Pekik tegas penuh amarah terdengar jelas dari arah belakang. Matanya memicing ke atas; menatap helikopter. Shaw berbalik, menatap tenang lima jagawana yang menghampirinya.

"Siapa yang di sana itu?" tanya ketua tim jagawana itu, masih memicingkan mata menatap helikopter yang terus menjauh. Tak mendapat jawaban, sang ketua menoleh pada Shaw. "Dan siapa namamu?"

Shaw mengerjapkan mata, masih menampilkan senyum manisnya yang justru membuat para jagawana di depannya merinding. 'Bagaimana anak ini bisa bersikap setenang itu?' Begitulah pikiran mereka.

Cahaya rembulan dan bintang menerangi; membuat wajah Shaw nampak bercahaya ... dan itu semakin membuat para jagawana bergidik.

"Apa kau tidak bisa berbicara? Siapa namamu?" Ketua tim yang bertugas di pos tadi melirik ke helikopter yang semakin menjauh, lagi. "Dan siapa mereka?" Lalu kembali menatap Shaw.

"Menurut Anda siapa?" Shaw melempar tanya. Tenang dan tenang. Membuat sang ketua semakin meninggi amarahnya. Lalu dengan dingin memberi perintah pada anggota timnya. "Bawa dia!"

"Bagaimana anak itu?" Sang pilot membuka suara.

"Dia masih di sana. Dan kurasa dia akan benar-benar dalam masalah serius setelah ini," jawab seseorang di sampingnya.

"Waw ... Impresif!" timpal sang pilot.

"Diamlah kalian! Kau sebaiknya fokus pada helikopternya, Ang. Dan kau, Niko, sebaiknya kau tidur sekarang. Perjalanan dari mansion ke sini tentulah bukan perjalanan yang sebentar," timpal Daniel. Mulai kacau pikirannya membayangkan apa yang akan terjadi pada Shaw setelah ini. 'Shaw, akan kuingat kau. Akan kubayar semuanya,' batin Daniel. Menyendu. Melihat Shaw dibawa pergi oleh para jagawana.

Dua dari lima jagawana tadi kembali ke pos; bergabung bersama dua orang lainnya. Melempar sorot senter pada setiap inchi sudut jenggala; barangkali ada orang lain yang turut serta dalam rencana.

Sementara tiga jagawana lain termasuk di antaranya sang ketua, membawa Shaw ke dungeon. Seorang jagawana lain belum kembali dari melapor ke tempat jagabaya yang bertugas.

"Pergilah ke rumah Tuan Hunt, laporkan hal ini padanya segera!" titah sang jagabaya. Menaiki kuda dan memacunya menuju dungeon, diikuti 3 anak buahnya. Sedang sang jagawana bergegas menuju kediaman Hunt.

Suara burung hantu terdengar bernada. Zanwan yang biasanya akan terasa mati saat larut malam, kali ini terasa hidup. Mungkin akan lebih ramai, tidak lama lagi. Pikir sang jagawana, kembali fokus pada kuda dan jalanan.

"Apakah Tuan Hunt sudah bangun? Ada hal penting yang hendak saya sampaikan," tanyanya hati-hati pada pengawal yang berjaga di pos gerbang kediaman Hunt.

Sang pengawal mengintruksi untuk menunggu, lalu mengambil langkah cepat menghampiri pengawal yang berjaga di depan pintu masuk; menyampaikan maksud kedatangan sang jagawana. Setelah mendapat anggukan dan melihat satu pengawal membuka pintu dan masuk, ia kembali ke depan; membuka gerbang. "Masuklah."

Sang jagawana mengangguk singkat, melajukan kudanya pelan memasuki pekarangan mansion Hunt. Lalu turun, menghampiri satu pengawal yang berdiri di samping pintu.

Seorang pria--asisten sang tuan rumah, keluar disertai pengawal tadi. "Mari saya antar," ujarnya. Bergeser memberi jalan; membiarkan sang jagawana masuk terlebih dahulu. Setelahnya, pengawal yang tadi masuk menyampaikan pesan kembali ke posisinya; berjaga di sisi pintu yang lain.

Mereka berhenti di depan sebuah pintu kayu berwarna cokelat tua. Sang asisten mengetuk pintu; memberitahukan kedatangannya. 

"Masuk," ucap suara bariton dari dalam.

Malam hampir sampai di penghujung. Hiruk pikuk tanda kehidupan masih terlampau sepi, seharusnya. Namun penduduk Zanwan memang sudah terbiasa bangun pagi, beberapa bahkan saat hari masih teramat awal. Hanya saja mereka tetap di rumah.

Dan pagi yang masih belum bertemu nabastala berpendar jingga kali ini, seolah memaksa semua penduduk Zanwan untuk beranjak dari peraduan mereka ... ketika sebuah perintah diturunkan oleh sang pemimpin mutlak; penggeledahan.

Ratusan pengawal--yang lebih cocok disebut prajurit, berhamburan serentak. Gemuruh derap cepat tapal kuda terpacu ke distrik Acilav. Tak jauh berbeda, dinding tebal lagi kokoh pagar rumah mewah di distrik Aloclya pun bobol; penggeledahan merata dari sudut ke sudut. Tak ada pengecualian selain kediaman sang pemimpin mutlak.

Satu per satu penghuni rumah keluar, menunggu dengan harap-harap cemas juga bingung ... perihal apa dan mengapa pintu istana mereka terketuk di pagi hari buta oleh pasukan elite Zanwan. Lalu ketika sebab sudah nyata dalam genggaman, jelas dalam dengar di telinga, riuhlah isi kepala juga hati beberapa dari mereka; dalam diam fisik juga suara.

Secepat hembusan angin, kasak-kusuk terdengar di mana-mana. Membuat gosip baru melambung tinggi di seantero Zanwan ... pagi hari buta itu. Siapakah berani menantang aturan Zanwan yang sedemikian ditakuti tersebab hukumannya? Batin dan akal mereka terus menerka.

Pada akhirnya, satu nama didapatkan. Adalah Daniel Dixon, remaja 17 tahun dengan mental orang dewasa. Anak lelaki sebatang kara yang tinggal sendirian sejak walinya--sang paman, meninggal di usianya yang hendak menginjak angka 14. Pemuda rajin nan pekerja keras. Dikenal sebagai seorang buruh ternak di kesehariannya selain pelajar.

Seorang lulusan muda sekolah lanjutan pertama di Zanwan, terkenal cerdas juga gigih. Ingin dan tekad yang terus digemakannya membuat penduduk lain berpikir bahwa ia sudah gila di abun-abun; di hari kemarin lalu. Karena agaknya, penilaian itu akan berubah total dengan segera. Terka mereka. Terpental mentah-mentah oleh bantahan berbekal bukti tak terduga; si pemilik nama berhasil membuktikan gaungnya.

"Kau dengar itu, Hao Yi?" Sang pemimpin mutlak Zanwan--Ascal Hunt, bergumam lirih di ruang kerjanya. Menyandarkan punggung dan kepala pada kursi hitam seempuk busa namun tak semegah singgasana para raja; menatap langit-langit ruangan berwarna biru laut berhias gumpalan-gumpalan kapas putih di atas. ".... Apimu telah menyala kembali. Ataukah harus kusebut api kita? Hangatnya mulai menyebar ... asapnya meninggi menggamit payoda. Semangatmu kembali hidup ... Hao Yi. Bara merah telah berkibar, harum sekali. Maru ... impianmu mulai menampakkan entitasnya."

Benarlah perkataan lama. Langkah mungkin akan terhapus ketika tungkai bergerak menjauh, namun jejaknya akan terekam. Eksistensi mungkin sudah tak lagi terlihatkan, namun sirat makna kehadiran dan kenangan momen berharganya akan abadi dalam ingatan.

Guratan halus tercipta di kening sang pewaris tahta; putera pertama sang pemimpin mutlak, anak lelaki yang acapkali di panggil tuan muda. Hening suasana dan sejuk udara menyelusupkan riuh namun senyap para pelayan ke telinganya yang tajam.

"Eh, katanya ada yang melarikan diri dari Zanwan." Bisik-bisik pelayan yang sudah mulai sibuk di dapur. Tak jauh dari kamar sang tuan muda. Sungguh rajin sekali mereka.

Ditutupnya buku yang sedari tadi ia baca, ditegakkannya daksa yang sedari tadi tegap terduduk di kursi bertumpu tangan pada meja belajar, digerakkannya tungkai yang sedari tadi berpijak pada sebaris kayu yang membentang di bawah meja, menuju pintu; membuatnya bercelah sedikit. Menyipitkan mata; mencuri pandang ke luar.

"Benar ... katanya ada yang membantunya, seorang anak kecil. Tapi mereka ketahuan. Hanya saja ... seseorang itu berhasil pergi. Sementara anak kecil itu ditangkap jagawana yang bertugas," sahut pelayan lain.

"Hiiyy ... berani sekali anak itu ... dia pasti dibawa ke dungeon. Kalau aku jadi dia, sih, sudah pasti kutolak." Pelayan lainnya menimpali.

Satu detik, dua detik, tiga detik ... sepuluh detik ... mata yang menyipit itu melebar seiring tubuh ditarik ke belakang dan pintu perlahan ditutup kembali.

"Shaw! Itu pasti Shaw! Dan yang berhasil pergi itu pasti Kak Daniel! Mereka sempat membicarakan itu denganku saat berlatih di bukit batu timur beberapa hari lalu! Oh, bagaimana ini?" Tuan muda bergumam sangat lirih. Berjalan bolak-balik melipat tangan di samping tempat tidur; dari ujung ke ujung, menggigit ibu jari tangan kanan.

Tak berapa lama, ia mengambil jaket maroonnya di lemari; memakainya. Juga pedang di atas meja, melingkarkan sabuk di pinggang; menaruh pedang di sisi kiri. Lalu kembali membuka pintu, sangat pelan. Menolehkan pandangan ke kanan kiri, menajamkan telinga dan bergegas ke pintu utama di ruang tamu. Berjalan lurus mengabaikan penjaga di depan pintu.

"Buka gerbangnya." Ia berujar dingin.

"Ini masih sangat pagi, hari masih gelap. Tuan muda hendak ke mana? Biar saya temani," ujar salah satu penjaga gerbang.

"Mencari kebenaran kabar burung. Tak lama, aku akan kembali untuk sarapan nanti. Dan tak usah ditemani." Lagi, ia berujar dengan dingin. Menatap penjaga dengan sorot tajam dan ekspresi datar, mengisyaratkan dirinya tidak bercanda. Dan penjaga gerbang mengetahui itu. Sikap sedingin itu jarang tuan muda tunjukkan pada orang-orang di kediamannya. Jadi ketika ia menunjukkannya, maka itu adalah pertanda dirinya tengah serius. Dan tuan muda yang serius tak suka penolakan.

Mengangguk singkat, sang penjaga membuka gerbang dan menutupnya lagi setelah sang tuan muda berlalu.

Seutas lengkungan ke atas samar terlihat di wajah sang tuan muda. Derap langkah santainya semakin cepat. Lalu berubah menjadi lari ketika ia sudah jauh dari mansion, memasuki kawasan sepi, membelah jenggala melewati jembatan jalan perbatasan dua distrik; menuju dungeon Zanwan. 'Nekat! Kau nekat sekali Shaw! Kenapa? ... kenapa kau melakukannya? Kenapa kau ikut? Kenapa membahayakan dirimu sendiri? Kenapa tidak bersembunyi dan lari? Kenapa? Kau sudah bosan hidup? Kau benar-benar nekat!' Tuan muda membatin sepanjang jalan. Benaknya dipenuhi tanda tanya. Cemas terasa, membuat larinya semakin cepat dan cepat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status