Share

Bab 29

Cepat-cepat Mutia menyeka air matanya. Begitu juga dengan Lidya. Mereka tidak ingin Hendri melihat jejak tangisan. Yang justru akan menimbulkan ribuan pertanyaan.

"Bapak!" 

Mutia bangkit, membalikan badannya ke arah Hendri yang berdiri di ambang pintu. Sebisa mungkin Mutia bersikap tenang. Ulasan senyuman melengkung pada bibirnya. Menunjukan jika tidak pernah terjadi apapun.

"Pak!" 

Lidya buru-buru menghampiri Hendri. Meraih tangan lelaki bertubuh tinggi besar itu dan mengecupnya.

"Kapan datang?" tanya Hendri mengulas senyum sesaat setelah Lidya melepaskan jabatan tangannya.

"Ba-baru, Pak." Kegugupan masih melanda Lidya. Takut jika Hendri mendengar pembicaraannya dengan Mutia. Tatapannya menelisik seksama wajah lelaki bertubuh tinggi besar yang ada di depannya. Mencari tanda-tanda yang membuat hati Lidya tidak tenang. 

"Mama!"

Suara Habibi membuyarkan segala rasa yang berkecamuk di dalam hati Lidya. Habibi bak pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status