Share

Part 103–Fakta yang Terungkap

Tak henti-hentinya aku terisak di mobil walau Alia sudah berusaha menenangkan. Rasa sesal dan bersalah ini begitu menyiksa. Akibat keegoisan dan nafsu yang didahulukan, aku sampai tak bisa melihat kebenaran. Tak bisa berpikir jernih dan mencoba mencari tahu semuanya dulu. Kini, menyesal pun rasanya percuma. Semua sudah terjadi.

Entah Mas William akan memaafkanku atau tidak. Aku pun tidak berharap banyak karena kesalahan ini memang besar. Andai waktu bisa diputar ulang. Sayang, itu hal mustahil. Nasi telah jadi bubur. Fokusku sekarang berusaha mendapatkan maaf dan ridanya walau kemungkinannya kecil.

"Ayo, Lus," ajak Indira ketika kami sudah sampai di kediaman Papa dan Mama.

Kutarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Menghapus jejak air mata sebelum akhirnya turun menyusul Indira dan Alia. Baru saja kami maju beberapa langkah, Mama dan Papa sudah lebih dulu keluar.

Langkahku terhenti seketika dan berdiri tertegun dengan mata berkaca-kaca. Merasa malu dan bersalah atas apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rindhie
Makanya Lusi, jngn suka menyimpulkan sendiri .. dengerin dulu penjelasan William
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status