Share

Part 105–Keputusan William

"Jangan katakan itu, Mas. Jangan ...."

"Kenapa? Bukankah kamu juga melakukan hal yang sama? Kamu pergi seenaknya tanpa memikirkan perasaanku. Sekarang, gantian aku yang akan pergi jauh. Gantian aku yang akan meninggalkanmu sendirian."

"Enggak, Mas. Enggak. Jangan pergi ...." Aku menggeleng cepat.

"Kenapa jangan? Ini harus kulakukan supaya kamu tahu bagaimana menderitanya aku selama ini. Supaya kamu tahu bagaimana rasanya ditinggal orang yang kita cintai tanpa kepastian. Sakit, Lusi, sakit!" Mas William memukul-mukul dadanya sendiri.

"Kamu sudah membuat setengah jiwaku mati. Kamu membuatku setiap hari hidup dalam kubangan penyesalan dan keputusasaan. Aku rasanya hampir gila, Lusi. Hampir gila! Setiap hari aku enggak bisa tidur tenang karena memikirkan keselamatanmu. Memikirkan bayi kita! Di mana perasaanmu, huh?"

"Ampun, Mas. Tolong ... jangan pergi, Mas. Jangan tinggalkan aku."

"Bangun, Lusi. Bangun!" Kedua tangan Mas William berusaha menarikku yang bersimpuh di kedua kakinya .

"Engga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sri
Emang c'lusi kebangeten kok, terlalu mengedepankan ego'y... fikiran'y sempit segala sesuatu harus'y d rembuk kan?... bukan'y ambil inisiatif sendiri, skr nyesel kan?... bkn suami'y cacat... kl deket ama c'lusi tak tonyo ben otak'y encer
goodnovel comment avatar
Winarsih_wina
coba William tau kalau istrinya tau permintaan orangtuanya dia juga kan salah karena tak mau jujur soal permintaan rujuk itu
goodnovel comment avatar
Wahyu Wijayati
kasihan lusi ... lanjuttt thour
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status