Share

Part 112–Julid

Sudah cukup lama kami menghabiskan waktu di taman ini, tapi Hafsha masih terlihat senang bermain dan enggan pulang. Aku yang tengah duduk memangkunya di ayunan ini menoleh ketika Alia mencolek lengan.

"Kenapa, Al?"

"Mbak merasa diperhatikan orang enggak?"

"Maksudnya?"

Alia menunjuk ke sisi kiriku dengan dagu dan isyarat mata. "Dari tadi cowok yang di sana lihatin kita terus."

Aku ikut melihat ke arah yang dimaksud, dan menemukan pria yang sempat bersenggolan tadi tengah duduk di bangku yang tepat menghadap ke sini.

"Hanya perasaanmu saja, Al. Memang bangkunya saja yang menghadap kita."

"Tapi aku beberapa kali mergokin dia lihat ke sini terus, lho."

"Tadi, sih, mbak enggak sengaja nyenggol dia sampai hapenya jatuh. Apa jangan-jangan ... hape dia rusak dan marah?"

Alia mengedikkan bahu.

"Kamu tunggu di sini. Biar mbak pastikan dulu. Enggak enak kalau hapenya benar rusak," kataku, lalu berjalan menghampirinya sembari menggendong Hafsha.

Pria yang tak menampakkan rambut dan wajah ini foku
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status