Share

Part 68–Demam Tinggi

Aku menangis lirih sambil memukul-mukul pelan dada yang terasa sesak. Berbaring miring dengan air mata yang terus mengalir membanjiri bantal. Entah berapa lama aku menangis sampai kedua mata dan area kening ini terasa menegang.

Kurang lebih satu jam setelah pesan tentang demamku dikirimkan, Mas William baru membalasnya dengan menghubungiku. Sayang, aku tak berniat sama sekali menjawab panggilan itu. Hati ini terlalu sakit. Aku memilih mematikan total ponselnya dan kembali terisak sampai tenggorokan dan dada terasa sakit.

"Bu? Ibu? Ya Allah!"

Samar kudengar suara panik Bi Surti, tapi mataku enggan terbuka seiring kepala yang terasa begitu berat dan tubuh yang terasa lemas.

"Dek! Kamu kenapa, Dek?"

Itu seperti suara Bang Leon. Apa aku sedang berhalusinasi?

Perlahan mataku terbuka saat merasakan kedua lengan kekar membuat tubuh ini melayang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
ayo kak...d tunggu ending ny...semangat kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status