Share

Bab 73

Malam yang dinanti telah tiba, Mas Dika sudah duduk di depan rumahnya sambil berbalas pesan dengan Kevin. Dia sudah memberitahu hal itu pada temannya dan bersedia untuk membantu. Sayang sekali malam itu Amel tidak bisa turut membantu karena Ozil selalu minta ditemani oleh bundanya.

Pukul delapan lewat, tetapi belum ada tanda-tanda seseorang yang mengintai dari jauh atau mobil yang berhenti di depan rumah. Mas Dika jadi curiga kalau semua hanya sekadar ancaman.

Lelaki itu menggaruk jenggot tipisnya karena mulai jenuh apalagi suasana malam yang begitu dingin oleh embusan angin sepoi yang selembut bahasa cinta. Untung saja mereka sudah sepakat untuk makan malam selepas sholat magrib atau Mas Dika akan kelaparan.

"Di sini, Oma." Tunjuk Cybele yang suaranya kedengaran oleh Mas Dika.

Cybele tidak menoleh sama sekali pada lelaki yang sedang duduk di depan rumah itu karena tujuannya saat ini adalah mendatangi Gus Hanan. Pintu rumah itu diketuk perlahan sampai empat kali sambil mengucapkan sal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status