Share

Bab 74

“Jangan membenci siang yang terik karena di sore hari langit menunjukkan pesona senja yang indah.”

***

Pagi ini, Yumna sekeluarga baru saja pulang dari makam Syahdu. Itu semua atas permintaan Fatimah dan sudah menjadi aktivitas rutin untuk mereka terutama makamnya berada tidak jauh dari makam almarhum ayah.

Yumna sempat menitikkan air mata saat menyentuh nisan bertuliskan nama ayahnya. Secepat itu luka datang memeluk hatinya yang memang sudah rapuh. Yumna menamainya tahun kesedihan karena terlalu banyak menghabiskan air mata.

Gadis itu menghela napas sambil terus melangkah masuk rumah. Pada hari jumat, biasanya Gus Hanan memang meliburkan murid-muridnya, jadi memiliki waktu untuk keluarga.

"Abah, kita jalan-jalan, yuk!"

"Ke mana?"

"Motor-motoran ke mana saja. Fatimah bosan kalau di rumah terus, jadinya gak beda sama tinggal di pondok."

Gus Hanan tersenyum. Tentu saja lelaki itu akan menuruti apa pun keinginan keponakan satu-satunya. Dia segera menemui Yumna yang baru saja berganti pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status