Share

Part 49B

"Kamu itu istriku!" jawab Rusly menyeringai.

"Aku lagi datang bulan!" pekik Ririn.

"Aku tidak peduli. Kamu harus nurut dan tidak boleh membantah. Jadi, terima saja apa yang akan kulakukan."

Rusly terus memaksa Ririn agar mengikuti ritme yang ada. Sementara Ririn merasa dizolimi oleh suami sendiri.

Tidak berapa lama, akhirnya selesai juga.

"Terima kasih telah menafkahiku," ucap Rusly sambil memeluk tubuh Ririn dibatas ranjang.

Ririn meratapi nasibnya. Semua impiannya menikah dengan Rusly sangat bertolak belakang. Padahal dia penuh harap untuk mencicipi sakinah, mawaddah warahmah. Ternyata itu semua hanya impian yang tidak hadir dalam bahtera rumah tangganya.

Sesekali Rusly mencium kening istrinya sambil mengusap pucuk kepalanya. Ririn terus terisak tiada henti.

"Maafkan aku sayang. Aku sudah tidak mengontrol semuanya."

Ririn diam seribu bahasa. Dia terus menatap dinding kamar sambil memilin ujung selimut.

"Semoga apa yang kita lakukan tadi menjadi dedek bayi. Aku sudah rindu mendengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status