Share

70. Kejutan Untuk Syaina

Tangis Aa langsung pecah mendengar perkataan Bude.

"Aku nggak mau Papa meninggal," ucap Aa seraya menyapu air matanya yang berderai begitu saja.

"Aa tenang dulu Nak, barangkali Bude salah. Coba deh kita cek dengan menelpon Oma," ucapku mencoba menenangkannya.

Berat hati, tapi karena berita yang disampaikan Bude ini akhirnya aku menelpon jua ke ponsel Mama Mas Rian.

Tut ...

Tut ...

"Hallo."

Deg.

"Assalamualaikum Ma."

"Waalaikum salam. Apa kabar Sya? Aa sama Dedek gimana, sehat semua 'kan?"

"Alhamdulillah semua sehat Ma. Mama di sana gimana, sehat juga 'kan?"

"Alhamdulillah. Mama sehat."

"Papa gimana?"

"Alhamdulillah Papa juga sehat."

Belum sempat aku menanyakan kabar Mas Rian, Aa sudah terlebih dahulu bertanya.

"Oma, Papa nggak meninggal 'kan?"

"Hah, meninggal? Kata siapa?"

"Kata Bude."

"Astaghfirullah, nggak Nak. Papa kamu Alhamdulillah sekarang menunjukkan perubahan yang sangat baik. Kedua kakinya mulai bisa digerakkan. Hanya belum bisa bicara. Papa masih harus terapi lagi Sayang."

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Esni Ndai
atur saja Thor...
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
terima aja
goodnovel comment avatar
Jembar Sohati
lanjuuut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status