Share

Bab 42 Telepon dari paman Surya

"Benar, Yud! Masak kakak bohong sama kamu?!" ujarku sambil tertawa. "Kamu pasti heran dari mana kakak dapat uang, kan?"

Yudi mengangguk.

"Ibu mengirimi kakak uang bagian dari penjualan tanah mendiang bapak kakak. Jumlahnya lumayan, Yud! Kakak tidak khawatir lagi dengan kehidupan kakak ke depannya. Bisa juga dijadikan modal buat buka warung. Rencananya kakak juga menerima pesanan. Karena itu kakak butuh motor, Yud!" ceritaku panjang lebar.

Yudi terpana. Kemudian senyumnya terkembang.

"Alhamdulillah, kak! Ternyata Allah sangat sayang sama kakak," ucap Yudi.

"Iya, Yud. Alhamdulillah!" Aku tersenyum. "Jadi kamu mau kan temani kakak ambil motor?" tanyaku.

"Jadi dong! Oya, kakak perlu beli beberapa perlengkapan rumah, seperti kulkas, ranjang atau yang lainnya, kak!" ucap Yudi semangat.

"Yang penting-penting dulu saja, Yud. Kayaknya kakak memang butuh kulkas."

"Kalau begitu kita beli besok, kak!"

Aku mengangguk.

***

Aku bangun lebih pagi dari sebelumnya. Banyak yang harus aku persia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status