Share

Bab 23a

POV Adnan

Aku membuka pintu rumah dan beristirahat sebentar di atas sofa. Aku singgah sebentar ke rumah kedua orang tuaku, tidak langsung ke rumah kami bersama Raisya.

Hati ini masih kesal dengan sikap Jihan barusan, belum lagi mengingat jawabannya yang menusuk jantung. Ucapanku tidak membuatnya gentar.

Aku terburu-buru ke rumah ini karena panggilan Ibu yang sangat mendadak. Suaranya lewat panggilan telepon tadi membuatku khawatir, seolah dia sedang histeris. Entah kenapa?

Aku ingin melihatnya, sekaligus tahu keadaannya.

"Mas, kau itu harus tegas. Kalau begini terus, kapan kau bisa mendapatkan bagianmu?" ucap Lisa saat keluar dari kamarnya dengan bedak masih menempel di wajahnya.

Aku menoleh ke samping karena suara itu, "Astaghfirullah! Aku pikir siapa. Kenapa tidak kau bersihkan dulu mukamu, Lis? Mas kirain siapa. Belum lagi lampu mati, wajahmu terlalu pucat seperti pocong. Tolong nyalakan lampu!"

Waktu sudah menjelang malam. Lampu di ruang tamu belum dinyalakan. Aku sedikit terke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status