Share

Bab 18 Seperti Mimpi

Mereka semua terkejut, termasuk diriku yang sama terkejutnya saat mendengar ucapan Pak Attala.

Tak pernah terlintas di benakku, Pak Attala akan mengumumkan hal seperti itu di depan para karyawannya yang saat itu kebetulan berada di pintu lift sedang menunggu lift terbuka.

"Apa? Calon istri?" gumam mereka serempak dengan pandangan tak percaya.

Aku sangat gugup, jantungku berdebar cepat. Mereka semua menatapku dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya.

Pikiranku kembali memutar situasi seandainya, apakah mereka sekarang membenarkan bahwa tujuanku ke kota ini hanyalah untuk mencari seorang pria tajir yang bisa kumanfaatkan? Aku segera berbicara, meralat ucapan yang sudah terlontar dari mulut Pak Attala. Aku tak ingin karyawan-karyawan itu beranggapan buruk tentang diriku.

"Maaf, saya perlu mengklarifikasi bahwa saya belum menjadi calon istri Pak Attala. Memang benar, beliau mengajak saya untuk ta'aruf. Namun, saya dan keluarga saya belum memutuskan apakah akan menerima atau tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status