Share

66. Makin Ramai

Bis akhirnya sampai juga di desaku, semua warga segera turun. Aku segera melangkah menuju ke arah pulang bersama Zahra. Putriku terlihat lelah dan beberapa kali menguap.

"Zahra lelah sekali, Umi. Boleh ya jika besok aku tidak masuk sekolah?" lirihnya.

"Boleh, tapi janji lho tidak boleh main handpone jika meliburkan diri!" pintaku.

"Iya, Umi," jawabnya dengan nada lemah.

Mata dan tenaganya seakan sudah lelah, untuk berjalan saja sedikit terhuyung karena kantuk yang teramat. Sedangkan kulihat suamiku masih berbincang dengan beberapa bapak-bapak yang seserver dengannya. Mengagungkan poligami.

Di sana masih ada Yahya--suamiku, Rafi dan Surosa yang sama suka begadangan hanya membahas poligami. Hanya keduanya sudah duda meskipun ekonomi pas-pasan. Aku tidak habis pikir dengan pola pikir para kaum adam. Kita boleh berpoligami asal ekonomi mapan, mampu berbuat adil dalam segala hal sesuai porsinya.

Selayaknya ustad ternama yang sudah almarhum, beliau mampu secara finansial dan semua hartany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status