Share

97. Transit

Pesawat yang aku dan keluarga naiki harus transit lebih dulu di Makasar. Bukan karena cuaca memang jadwal pembelian tiket harus transit selama dua jam. Waktu yang lumayan lama bagiku, tetapi perlakuan hangat suamiku mampu mengusir kebosananku.

"Kok melamun di sini, Umi? Zahra ke mana?" tanya Yahya.

"Lagi ingin melihat orang berseliweran ke sana ke mari, Bi. Rasanya sudah lama aku tidak keluar rumah berjalan-jalan sekedarnya," jawabku.

"Maafkan abi ini ya, Umi. Selama ini mungkin sering membuatmu terluka, tetapi abi mempunyai keinginan tambah generasi yang saleh dan shalehah. Satu lagi terkadang harus abi tinggal untuk berdakwah," ungkap Yahya lalu meraih jemariku dan menggenggamnya lembut.

Aku menatap penuh tanya pada manik matanya, ingin kulihat apakah ada kebohongan di binar mata itu. Namun, hingga kukerjabkan kedua mataku kebohongan itu yidak sedikitpun tampak. Aku mendengus lirih, bukan kecewa tetapi juga bukan merasa lega. Entah rasa apa yang menyeruak menusuk hingga ke jantung.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
ribet jga kalo punya laki modelan yahya.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status