Semua orang mulai bereaksi, mereka buru-buru menjauhkan Grace dan menyeka wajah Lily.Meski begitu, kulit kepala Lily masih terasa perih. Air matanya pun jatuh ke tanah.Perawat yang menyaksikan semuanya, bertanya pada Grace dengan marah, "Siapa kamu? Apakah kamu tahu siapa yang sudah kamu lukai?"Grace berkata dengan dingin, "Aku tunangan Ethan yang belum berpisah dengannya."Semua orang terkejut.Sorot mata Lily perlahan-lahan berubah.Lily yang awalnya tenang, menjadi sangat panik. Dia pun menjelaskan dengan cemas, "Kalian berdua hanya dijodohkan orang tua, sama sekali tidak saling mencintai. Aku dan Kak Ethan merupakan cinta sejati, bisakah kakak mengembalikan Kak Ethan padaku?"Semua orang melirik Grace dengan pandangan menghina.Grace pun terkekeh.Adik perempuannya ini sungguh bermuka dua!Grace melipat tangannya dan menjawab dengan tenang, "Kalau kalian berdua saling mencintai, kenapa Ethan tidak mengusulkan untuk membatalkan pertunangan denganku pada kakek? Jangan-jangan, Etha
Stewart berdiri agak jauh dari meja operasi dan tidak dapat melihat dengan jelas penampilan gadis yang berbaring di atas meja tersebut. Setelah mendengar ucapan Ethan, Stewart menganggukkan kepalanya.Sebagai ahli bedah ginjal terhebat di seluruh dunia, operasi semacam ini sangatlah mudah bagi Stewart.Alasan Stewart kembali dari luar negeri dan mengambil alih operasi ini, sepenuhnya karena Samuel adalah temannya."Kalau begitu, saya pergi dulu. Saya serahkan semua ini pada anda."Ethan berbincang sebentar dengan Stewart sebelum berbalik dan berjalan pergi.Pada saat bersamaan.Di luar kantor catatan sipil.Samuel menarik banyak perhatian ketika dia keluar dari mobilnya.Samuel tidak mengenakan pakaian bermerek, mobilnya pun biasa saja. Namun, penampilannya sungguh luar biasa, dipadu dengan wajahnya yang tampan dan postur yang sempurna. Sulit bagi orang lain untuk tidak tertarik melihatnya.Menghadapi perhatian semua orang di sekitar, Samuel berdiri di depan kantor catatan sipil, seola
"Dokter Yake." Seorang dokter utama yang merawat Lily mengedipkan matanya pada Lily, lalu berkata pada Stewart, "Sebenarnya saya tidak ingin merepotkan anda hanya untuk operasi kecil seperti ini."Stewart memalingkan wajahnya. Stewart tidak ingat di mana dia pernah melihat Grace.Semua wajah wanita yang cantik tidak jauh berbeda.Mungkin Stewart sudah terlalu banyak berpikir.Kemudian, Stewart menatap ke dokter utama.Sejak diskusi mereka tadi malam, dokter utama itu bersikeras ingin melakukan operasi itu sendiri.Melihat dokter itu begitu semangat, Stewart pun menyetujuinya, "Baiklah."Setelah mendapatkan persetujuan, dokter utama menghela napas panjang dan berkata, "Cepat bius dia."Orang yang bertugas mengambil jarum suntik dan menancapkannya ke lengan Grace.Grace memperhatikan cairan yang mengalir ke dalam tubuhnya sedikit demi sedikit, lalu berkata dengan lemah, "Lepas … lepaskan aku … lepaskan …."Begitu cairannya habis, mata Grace terasa sangat berat.Ada banyak orang terlintas
Tatapan Samuel membuat semua pengawal itu gemetaran."Lantai dua, kamar 208."Setelah mendapatkan informasi yang Samuel inginkan, dia mengangkat kakinya dan menginjak pager sampai hancur. Samuel berbalik dan segera menuju ke lantai dua.Melihat pager yang hancur di lantai, semua orang saling memandang.Tak ada satu pun dari mereka yang berani bergerak.Bahkan sampai Samuel memasuki lift, mereka juga tidak berani mengeluarkan pager untuk meminta bantuan.Lift segera mencapai lantai dua.Samuel keluar dari lift dan segera melihat lampu merah yang menyala di luar ruang operasi dua kosong delapan.Warna merah itu sangat menyilaukan mata, seperti pisau yang menyayat kulit dan langsung menerjang ke hati Samuel.Samuel mengepalkan tangannya sampai bergetar.Ketika sampai di depan pintu, Samuel mengangkat tangannya dan membanting pintu ruang operasi.Pintu kayu yang keras itu didobrak sampai terbuka.Semua orang di ruang operasi terkejut dan melihat ke arah pintu.Sekilas, mereka melihat Samue
Mendengar kata genting membuat Samuel semakin putus asa.Sekujur tubuh Samuel bergidik.Perawat yang teringat tentang Samuel yang mendobrak pintu barusan, mulai gemetar ketakutan.Perawat itu takut akan ditinju oleh Samuel.Untungnya, Samuel mengeluarkan ponselnya dan berjalan pergi."Perintahkan bank darah untuk segera mempercepat transfusi darahnya," kata Samuel dengan dingin sambil memegang ponselnya.Asisten yang menerima panggilan pun ragu-ragu, "Tuan, bukankah anda tidak ingin orang lain tahu kalau anda sudah pulang ….""Segera lakukan!""Baik." Wajah asisten menjadi pucat dan segera mengikuti perintah Samuel.Setelah menutup telepon, Samuel memejamkan mata dan menghela napas panjang.Kemarahan di hati Samuel tidak kunjung mereda.Samuel kembali ke pintu ruang operasi. Lampu merah masih berkedip, seolah-olah memberikan pertanda.…Setengah jam kemudian.Stewart keluar dengan wajah kelelahan."Tidak ada yang serius. Seharusnya gadis itu akan terbangun di malam hari."Wajah Samuel
"Samuel?""Ya."Dengungan di dadanya membuat Grace sadar kalau ini semua bukan mimpi.Grace benar-benar berada di dalam pelukan Samuel.Hormon pria yang kuat itu membuat pipi Grace menjadi kemerahan.Grace bergumam dengan gelisah, "Aku … ada di mana?""Rumah sakit." Samuel berhenti sejenak, lalu melepaskan Grace dari pelukannya.Saat Grace hendak bergerak, Samuel menahannya."Jangan bergerak. Kamu baru saja menjalani operasi, kamu memerlukan istirahat yang cukup."Wajah Grace menjadi pucat, "Ginjalku ….""Masih ada." Samuel menunjuk perut dengan ujung jarinya, "Saat aku sampai, operasinya sudah setengah jalan. Dengan begitu, kamu hanya menjalani operasi jahitan saja."Rasa cemas Grace pun akhirnya hilang.Untuk sesaat, Grace memandang Samuel dengan gugup, "Apakah kamu baik-baik saja?"Hanya anggota Keluarga Hayes saja yang bisa memasuki gedung ini.Orang luar tidak bisa masuk.Samuel tersenyum sinis dan menjauhkan dirinya dari Grace, "Bagaimana menurutmu?"Grace memerhatikannya baik-ba
Samuel mengepalkan tangannya dan menatap dirinya di cermin.Carlos, sang asisten, masih tidak mendapatkan jawaban untuk waktu yang lama. Dia pun segera bertanya, "Tuan, selanjutnya ….""Buang dokter itu ke luar kota dan biarkan dia mati dengan sendirinya."Carlos segera mengingatkan Samuel, "Tuan, ini Baloi, bukan wilayah kekuasaan kita."Samuel semakin mengeratkan kepalan tangannya. Matanya sangat muram sampai ingin meneteskan air mata."Kalau begitu, biarkan dokter itu menderita selama beberapa hari. Kemudian, lepaskan setelah dia mengerti untuk menutup mulutnya!""Baiklah."Samuel meletakkan ponselnya, harinya sangat tidak tenang.Samuel kembali menatap Grace yang sedang makan. Gadis itu tampak puas, wajahnya tidak lagi pucat dan terlihat bahagia seperti seekor kelinci yang sedang memeluk wortel.Wajah Samuel yang cemberut perlahan-lahan mulai tenang.…Stewart memang seorang profesional. Dalam tiga hari, Grace sudah dapat bangun dari tempat tidur dan bergerak bebas."Setelah pemeri
"Hadiah untukmu."Pernikahan mereka berdua hanya kesepakatan saja. Tidak lebih dari itu.Ketika Samuel bersama Grace akhir-akhir ini, Samuel merasa sudah memperlakukannya dengan buruk.Jadi Samuel membelikan hadiah kecil untuk Grace.Grace mengambilnya, lalu membuka kotak itu dengan hati-hati. Grace pun langsung terpana.Di dalam kotak itu, ada sebuah gelang dari giok berwarna hijau.Cahaya dapat menembus gelang itu, sepertinya terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Ketika dikenakan, gelang itu sangat hangat dan juga sejuk, sungguh nyaman.Grace langsung menyukainya, tetapi ketika dia memikirkan harganya ….Grace menahan rasa sakitnya dan berkata, "Ini pasti tidak murah, sebaiknya kamu kembalikan saja.""Tidak mahal." Samuel mengambil gelang itu dari tangan Grace dan memakaikannya di pergelangan tangan Grace.Ketika Grace tertegun, gelang giok itu sudah terpakai rapi di pergelangan tangannya.Pergelangan tangan Grace ramping dan kecil, begitu mengenakan gelang giok ini membuat tanganny