Share

Bab 7

Keduanya meninggalkan kamar VVIP satu per satu.

Begitu Grace keluar dari kamar VVIP, Ethan mencekik leher Grace yang ramping, "Jangan mengira karena kakek menyayangimu, kamu bisa bertingkah sesuka hatimu!"

Grace yang tercekik, merasa kesulitan bernapas. Namun, senyuman di wajahnya tidak pudar.

Grace berkata dengan susah payah, "Kalau begitu, jangan pikir kamu bisa menukarkan ginjalku setelah menikah nanti. Jelaskan pada kakek sesegera mungkin. Kalau tidak, aku tidak dapat menjamin ucapan apa lagi yang akan keluar dari mulutku!"

Ethan sangat terkejut.

Grace yang berada di depannya, tidak lagi menuruti perintah Ethan.

Grace seperti … menjadi orang yang berbeda.

Tangan Ethan yang sedang mencekik leher Grace pun menegang.

Ethan akhirnya memperingatkan, "Jangan berbuat macam-macam. Aku tidak akan membatalkan pertunangan kita! Ginjalmu itu hanyalah milik Lily!"

Selesai berbicara, Ethan berbalik badan dan berjalan pergi.

Grace melihat punggung Ethan yang tegap, lalu mempertanyakan dirinya sendiri. Delapan tahun lalu, bagaimana Grace bisa jatuh hati pada Ethan?

Grace pun tidak memikirkannya lagi, lalu berbalik badan dan hendak bertanya pada para pelayan tentang keberadaan pamannya Ethan. Tiba-tiba, Grace melihat Samuel yang berada tidak jauh darinya.

Samuel berdiri di bawah cahaya redup, wajahnya tidak dapat terlihat jelas.

Setelan yang dirancang dengan baik dikenakan di tubuh Samuel dengan sempurna. Samuel tampak sangat mengesankan, seperti orang yang terkemuka.

"Kenapa kamu ada di sini?"

Grace mengerutkan keningnya. Hotel Mercury merupakan hotel terbaik di Kota Celesta. Hanya anggota dari Keluarga Heyes yang bisa datang kemari.

Samuel tidak menjawab pertanyaan Grace, tetapi malah menatap Grace dengan serius.

"Ethan adalah tunanganmu?"

Awalnya Samuel tidak yakin, tetapi mendengar Kakek Owen menyebut Gracy membuat Samuel semakin ragu. Apakah ada kebetulan sedemikian rupa di dunia ini?

Samuel pun meminta asistennya untuk memeriksa latar belakang Grace.

Telepon tadi berasal dari asisten Samuel.

Mengetahui kalau Grace merupakan tunangan Ethan, Samuel merasa curiga dengan pasangannya yang muncul di waktu yang tepat ini.

Grace sama sekali tidak terkejut bagaimana Samuel bisa mengetahuinya.

Siapa di Kota Celesta yang tidak tahu kalau Grace merupakan tunangan Ethan.

Grace mengakuinya, "Benar, memangnya kenapa?"

Selesai berbicara, tangan yang besar tiba-tiba meraih dagu Grace.

Grace terpaksa mengangkat kepalanya dan menatap Samuel.

Samuel menatap Grace dengan tajam.

Seolah-olah … sedang menginterogasi tahanan?

Tak lama kemudian, Samuel membungkukkan badan. Aroma daun mint yang harum mulai tercium dari hidung Grace.

Pikiran Grace menjadi kosong dan dia tergagap, "Apa? Kenapa?"

Samuel tidak bergerak dan terus menatap Grace.

Tubuh Grace menjadi kaku dan jantungnya berdebar kencang.

Grace sedikit memalingkan wajahnya untuk menghindari pesona penampilan pria tampan itu, lalu berkata dengan lemah, "Kamu membuatku takut."

Suara yang lembut dan unit dari gadis itu membuat Samuel semakin tampak cemberut. Tangan Samuel semakin bertenaga.

Pipi Grace yang putih dan mulus mulai berbekas.

Grace menarik napas dan menatap Samuel, "Ada apa denganmu?"

Mata Grace tampak sangat terang, seperti cahaya bulan.

Hati Samuel mulai gelisah karena pandangan Grace. Samuel sedikit memalingkan wajahnya dan bertanya, "Apakah kamu tahu siapa aku?"

Grace kebingungan, "Samuel."

Samuel menyipitkan matanya, lalu menatap tajam.

Samuel melihat mata Grace yang jernih itu, sama sekali tidak menemukan tanda-tanda seseorang sedang berbohong.

Mungkin, semua ini hanya kebetulan saja.

Atau mungkin, wanita ini sangat pandai bersandiwara.

Samuel yang masih merasa kesal, melepaskan wajah Grace. Ujung jari Samuel masih terasa hangat, tetapi matanya perlahan-lahan menjadi dingin, "Aku akan bercerai besok."

"Kenapa?"

Ini terlalu mendadak.

Samuel melonggarkan dasinya dan berhenti menatap Grace, "Kita berjumpa di gerbang kantor catatan sipil pada jam sembilan besok."

Setelah berbicara, Samuel meninggalkan Grace dan berjalan pergi.

Grace menyusul Samuel, "Apakah kamu khawatir akan pembalasan Ethan? Jangan khawatir, Ethan tidak mencintaiku. Ethan tidak akan mengganggumu."

Yang diinginkan Ethan hanyalah ginjal Grace.

Ethan sama sekali tidak peduli apakah Grace sudah menikah atau dengan siapa Grace menikah.

Samuel mengerutkan keningnya dan berjalan semakin cepat.

Untuk sesaat, Samuel benar-benar berpikir untuk tidak jadi bercerai!

Samuel benar-benar sudah gila!

Grace dengan cepat tertinggal oleh Samuel.

Melihat ke arah Samuel menjauh, Grace bersandar ke dinding dengan putus asa.

Mungkinkah … menukarkan ginjalnya demi menikah dengan Ethan sudah menjadi takdir Grace?

Grace sangat putus asa, sampai-sampai tidak memperhatikan pelayan yang datang menghampirinya.

Ketika pelayan itu memanggilnya, Grace baru menyadarinya.

Pelayan itu bertanya dengan cemas, "Nona Grace, apakah kamu baik-baik saja?"

Grace yang linglung, "Tidak apa-apa, kenapa?"

Pelayan, "Paman sudah kembali, Kakek Owen meminta saya untuk memberi tahu anda."

Akhirnya Grace dapat melihat paman yang misterius itu, Grace menguatkan dirinya dan mengikuti pelayan kembali ke kamar VVIP.

Namun, tidak ada sang paman yang legendaris itu di dalam ruangan. Bahkan Ethan pun tidak terlihat.

Kakek Owen menjelaskan, "Mereka sudah pergi karena ada hal yang mendesak. Kalau saja kamu datang lebih cepat, kamu akan bertemu dengan pamannya Ethan."

Suasana hati Grace pun menjadi buruk.

Namun, agar tidak membuat Kakek Owen merasa khawatir, Grace memaksakan senyumannya dan menemani Kakek Owen menyelesaikan makannya.

Setelah meninggalkan hotel, Grace kelelahan dan berbaring di dalam mobil. Dia tidak ingin bergerak sama sekali.

Tiba-tiba, ada panggilan masuk dari Mia.

Mia berkata dengan cemas, "Sayang, aku harus bekerja lembur malam ini. Bisakah kamu mengantarkan makanan untuk ibuku?"

Grace tidak ingin Mia menyadari keadaannya, langsung menjawab, "Boleh."

"Muach, sayangku, aku mencintaimu. Aku akan mentraktirmu makan malam setelah aku mendapatkan bonus."

Keduanya mengobrol sebentar, sampai akhirnya Grace menutup telepon. Grace pun meminta sopir untuk memutar arah dan menuju ke rumah sakit.

Sampai di pintu rumah sakit, Grace membeli bubur dan kue yang kecil, lalu berjalan menuju ruang rawat inap.

Ketika melewati sebuah taman kecil, Grace tiba-tiba melihat Lily sedang dijaga oleh seorang pengasuh untuk berjalan-jalan di taman.

Bukan karena meta Grace jeli, tetapi karena ada banyak orang bergerombol melayani Lily. Ada yang menyajikan teh, ada juga yang mengipasinya. Untuk yang tidak tahu, mungkin akan mengira permaisuri sedang berjalan-jalan.

Grace berencana untuk tidak memedulikan dan berjalan pergi, tetapi dia mendengar ada orang berkata, "Nyonya Lily, Tuan Ethan sangat baik terhadapmu. Tuan Ethan selalu menemuimu tiap hari, dia juga memberimu perhiasan mewah. Aku sungguh iri!"

"Tuan Ethan juga khawatir kalau aku tidak bisa menjagamu sendirian, jadi dia mempekerjakan belasan orang sekaligus untuk menjagamu. Terlihat jelas Tuan Ethan sangat mencintaimu."

Lily melihat Grace dengan mata yang tajam dan sengaja menguatkan suaranya, "Kak Ethan itu sangat mencintaiku!"

Kalau sebelumnya, Grace hanya akan berbalik dan pergi, tetapi hari ini suasana hatinya sangat buruk.

Apalagi pelakunya berada di depan Grace. Tentunya Grace tidak akan membiarkannya.

Grace berbalik dan berjalan menuju Lily yang tampak merah merona, sama sekali tidak seperti seorang pasien, "Lily, sungguh kebetulan."

Setelah itu, Grace mengangkat semangkuk bubur. Tanpa aba-aba, Grace melemparkan bubur itu langsung ke kepala Lily, "Tadi aku mengira ada dinding yang bergerak, ternyata itu hanya wajahmu."

Bubur itu panas sekali.

Di taman, tiba-tiba terdengar suara teriakan seperti babi yang akan disembelih.

"Ah!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status