Share

Bab 8

Semua orang mulai bereaksi, mereka buru-buru menjauhkan Grace dan menyeka wajah Lily.

Meski begitu, kulit kepala Lily masih terasa perih. Air matanya pun jatuh ke tanah.

Perawat yang menyaksikan semuanya, bertanya pada Grace dengan marah, "Siapa kamu? Apakah kamu tahu siapa yang sudah kamu lukai?"

Grace berkata dengan dingin, "Aku tunangan Ethan yang belum berpisah dengannya."

Semua orang terkejut.

Sorot mata Lily perlahan-lahan berubah.

Lily yang awalnya tenang, menjadi sangat panik. Dia pun menjelaskan dengan cemas, "Kalian berdua hanya dijodohkan orang tua, sama sekali tidak saling mencintai. Aku dan Kak Ethan merupakan cinta sejati, bisakah kakak mengembalikan Kak Ethan padaku?"

Semua orang melirik Grace dengan pandangan menghina.

Grace pun terkekeh.

Adik perempuannya ini sungguh bermuka dua!

Grace melipat tangannya dan menjawab dengan tenang, "Kalau kalian berdua saling mencintai, kenapa Ethan tidak mengusulkan untuk membatalkan pertunangan denganku pada kakek? Jangan-jangan, Ethan hanya menipumu, dia hanya mempermainkanmu saja?"

Wajah Lily menjadi cemberut.

Ada begitu banyak orang di sekitar, Lily harus mempertahankan keanggunannya.

Lily hanya bisa menggigit bibirnya, "Kak, aku tahu demi menyelamatkanku, kamu harus mendonorkan ginjalmu. Kamu pasti merasa sangat tidak nyaman. Untuk mencegahmu merasa demikian, lebih baik aku mati saja!"

Sambil berkata, Lily menggerakkan kursi rodanya dan menabrak pilar yang berada di samping.

Kalau Grace yang dulu, hatinya pasti akan melunak.

Akan tetapi, Grace sudah berubah!

Grace dengan tenang, berkata, "Bagus, tabrak lebih kuat lagi, sekalian saja sampai mati. Dengan begitu, kamu akan menggemparkan seluruh kota. Kakek pun akan mengetahui perilaku kotor kamu dan Ethan!"

Lily tidak lagi bergerak. Dia tidak maju, juga tidak mundur.

Lily tidak menyangka Grace yang sangat menyayangi Ethan, akan berkata seperti itu.

Lily mengepalkan tinjunya, lalu menjatuhkan dirinya dari kursi roda. Perlahan-lahan, Lily merangkak ke arah Grace.

"Kak, semua ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Kak Ethan mengatur agar aku dirawat di rumah sakit, semata-mata karena dia kasihan padaku. Kami sama sekali tidak ada hubungan. Sungguh!"

"Oh? Tapi aku baru saja mendengar mereka menyebutmu sebagai Nyonya Lily?" Grace tersenyum datar.

Grace sama sekali tidak percaya dengan sandiwara Lily.

Wajah Lily menjadi pucat, "Mereka salah paham … hanya saja … mereka melihat Kak Ethan begitu perhatian padaku, jadi mereka mengira kami … kami …."

Grace mencondongkan tubuhnya dan mencubit dagu Lily, "Kalau begitu, lain kali ingatlah! Ibarat itu sepatu yang kakakmu tidak suka, tunggu sampai kakakmu membuangnya, baru kamu boleh mengambil dan memakai sepatu itu. Apakah kamu paham?"

Lily tercengang.

Grace yang berada di depan Lily sangat mengintimidasi dan juga penuh percaya diri!

Grace tidak lagi menempatkan Ethan di hatinya seperti sebelum-sebelumnya.

Rasa tertindas yang belum pernah terjadi membuat Lily merasa gelisah.

Grace tidak ingin menanggapinya lagi, berbalik badan dan meninggalkan rumah sakit. Grace pun membeli bubur lagi.

Setelah mengantarkan makanan, Grace mengobrol sebentar dengan ibu dari Mia, kemudian Grace pun turun ke bawah.

Mobil milik Keluarga Heyes masih menunggu di depan pintu rumah sakit.

Grace masuk ke dalam mobil dan berkata kepada sopirnya, "Pak, maafkan aku sudah membuatmu menunggu begitu lama."

Sopir di depan mengenakan masker dan menjawab dengan suara teredam, "Tidak apa-apa, Nona Grace."

Grace menguap, kemudian melihat jam. Waktu sudah hampir pukul sebelas.

"Antarkan aku sampai ke gerbang Perumahan Regata."

"Baik."

Mobil dinyalakan.

Grace tidak dapat menahan untuk menguap lagi, matanya terasa sangat berat.

Aneh sekali.

Kenapa Grace sangat mengantuk begini?

Biasanya Grace baru bisa tertidur pada pukul dua atau tiga pagi.

Grace pun menekan pelipisnya, dia merasa semakin lelah.

Mungkin karena Grace kurang beristirahat beberapa hari terakhir ini.

Bagaimanapun, perjalanan menuju rumah masih cukup panjang, lebih baik memejam mata sebentar.

Grace menjadi rileks dan segera tertidur dengan nyenyak di kursi mobil.

Ketika sopir di depan melihat keadaan Grace, sopir itu menghela napas lega. Sang sopir pun memutar balik mobilnya dan kembali ke rumah sakit.

Pada saat ini.

Di sebuah griya tawang.

Samuel memasukkan salah satu tangannya ke dalam saku celana dan memegang segelas anggur merah di tangan lainnya. Dia berdiri di depan jendela dan memandang ke seluruh Kota Celesta.

Seluruh kota sangat terang, seperti pada siang hari. Peluang berbisnis ada di mana-mana.

Namun, yang ada di pikirannya, hanyalah wanita itu!

Samuel menyesap anggur merah dengan kesal. Rasa marah di hatinya tidak dapat diredam.

Stewart, sahabat Samuel yang berada di belakang, terus tertawa sejak memasuki pintu.

"Kamu benar-benar menikah dengan tunangan Ethan, sungguh menggelikan."

Samuel menoleh dan menatapnya dengan tajam.

Stewart berhenti tertawa dan bertanya dengan serius, "Apakah kamu benar-benar ingin bercerai? Bagaimana kalau ayahmu mengetahui kamu belum menikah dan mendesakmu lagi untuk menikah?"

Ketika Samuel di negeri luar, dia hanya didesak oleh satu orang.

Setelah kembali kemari, Samuel didesak untuk menikah oleh seluruh keluarga besarnya.

Karena memikirkan hal ini, Samuel mencari seseorang untuk melakukan pernikahan kilat dengannya.

Samuel menyipitkan matanya.

Stewart yakin kalau Samuel tidak akan menjawab pertanyaannya, kemudian mengambil foto Grace dan berkata, "Gadis ini cantik, apakah kamu benar-benar yakin akan melepaskannya?"

Samuel menyesap anggur merahnya. Anggur yang mewah itu menjadi terasa pahit di lidahnya.

Suara Samuel terdengar lebih dingin, "Aku tidak ingin mencari masalah."

Stewart berhenti berbicara setelah mendengar jawaban Samuel.

Samuel sudah memutuskan.

Tidak ada yang bisa mengubah keputusannya.

Tiba-tiba ada panggilan telepon masuk yang memecahkan keheningan.

Stewart mengangkat teleponnya. Mendengar ucapan orang yang meneleponnya membuat Stewart terkejut, "Sudah menemukan pendonor ginjalnya? Cepat sekali. Baiklah, aku akan segera kembali."

Selesai mengatakannya, Stewart menutup telepon dan berkata pada Samuel, "Ada urusan di rumah sakit, aku pamit dulu."

Samuel mengangguk kepala dengan acuh tak acuh.

Stewart melangkah pergi sambil mengingatkan Samuel, "Sebaiknya kamu memikirkan ulang perceraianmu lagi. Menurutku, gadis bernama Grace ini tidak buruk."

Setelah itu, Stewart membuka pintu dan pergi.

Ruang belajar yang seketika terang karena mendapatkan cahaya kembali menjadi gelap.

Hanya tersisa cairan merah tua yang terus bergoyang. Seperti ular yang mempesona, memikat hati orang-orang lainnya.

Di rumah sakit.

Grace yang sedang berbaring di tempat tidur, menggerakkan kelopak matanya dengan susah payah.

Ketika Grace ingin duduk, dia menyadari kalau tangan dan kakinya sedang diikat. Grace sama sekali tidak dapat bergerak.

Grace melihat sekeliling dengan panik. Ternyata, dia sedang berada di dalam ruang operasi!

Seluruh tubuhnya kedinginan.

Grace langsung menerka kalau ini ulah Ethan!

Ethan pasti sudah berbuat sesuatu di dalam mobil sehingga membuat Grace hilang kesadaran!

Grace terus meronta dengan sekuat tenaga, tetapi borgol di tangan dan kakinya tidak dapat digerakkan.

Grace merasa putus asa, kemudian pintu ruang operasi terbuka.

Ethan memasuki ruangan sambil mengenakan pakaian pelindung dan masker.

Ketika Ethan melihat Grace, tatapan Ethan menjadi sangat tajam.

Setelah meninggalkan hotel semalam, Ethan mengunjungi toko perhiasan untuk menyiapkan sebuah kalung untuk Lily. Tak disangka, begitu sampai di rumah sakit, Ethan melihat Lily berlutut dengan menyedihkan di pintu masuk ruang rawat inap. Wajah Lily dilumuri bubur dan lututnya juga terluka.

Setelah mengetahui kalau semua ini ulah Grace, Ethan sangat marah sampai menghancurkan seluruh ruangan kamar pasien.

Begitu Ethan kembali tenang dan mengetahui kalau Grace masih ada di dalam rumah sakit, Ethan mengganti sopir dan menebarkan obat bius di dalam mobil.

Setelah Grace kehilangan kesadaran, dia langsung diikat ke meja operasi.

Ethan menatap ke bawah dan memandang Grace, "Bukankah menyenangkan rasanya menindas orang lain? Sekarang giliran kamu yang ditindas! Rasanya tidak menyenangkan, bukan?"

Grace malas menanggapinya.

Grace mengguncangkan borgolnya dan berteriak dengan nada yang dingin," Ethan, lepaskan aku! Apakah kamu tidak takut kakek akan tahu!"

Ethan tersenyum kejam dan berkata, "Pada saat kakek mengetahuinya, kita sudah menikah. Aku bisa berkata kalau kamu mengancamku untuk menikahimu agar mendapatkan ginjalmu. Aku merasa kasihan terhadap Lily, jadi terpaksa menikahimu."

Setelah berbicara, Ethan berkata pada dokter yang berada di belakangnya, "Dokter Yake, mohon bantuannya."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status