Share

Dua Puluh Satu

Sepanjang perjalanan, senyum hangat Mas Aksa seakan menguap entah kemana. Sekarang ia sudah kembali seperti gunung batu es di tengah-tengah gurun, tak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya, atau hanya sekedar menegur, menawari makan, minum atau yang lainnya.

Kami sudah melakukan perjalanan hampir dua jam, langit sudah nampak gelap memasuki waktu Magrib. Perutku yang hanya diisi mie cup siang tadi sudah keroncongan kembali, entah aku yang begitu mudah lapar, atau ia pun merasakannya. Tapi, jika dilihat betapa santainya ia dalam perjalanan ini, aku ragu kalau Mas Aksa merasakan kegundahan yang sama.

Mas Aksa berhenti di sebuah Masjid yang cukup besar dan bergegas turun agar bisa melakukan shalat Magrib berjamaah. Sedangkan aku yang kebetulan sedang datang bulan, hanya menunggunya di dalam mobil.

Ponsel yang berada di dalam tas sejak di Villa tadi, terus berbunyi nyaring. Kulihat ada panggilan dari Ibu. Merasa ia hanya akan melampiaskan kemarahannya karena kejadian tadi sore, aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anna Heryanimulyaningrat
ko ngejelimet ya, muter" masalah 1 blm tuntas datang trs masalah lain.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status