Share

Dua Puluh

Hari ini serasa mimpi buruk yang masih berlansung, belum cukup dengan kekagetanku melihat Mas Ilham keluar dari villa itu, sesaat setelahnya keluar seorang perempuan dewasa yang dibalut dengan pakaian mewah dan tas branded di tangan, nampaknya ia sedang melakukan panggilan dengan seseorang. Tubuhnya berhenti tidak jauh dari tempat kami terduduk.

[Sayang, aku sudah kirim uangnya ya.]

[Jangan lama-lama liburannnya, aku akan merindukanmu.]

[Thank’s untuk hari ini.]

Dadaku terus bergemuruh mendengar setiap kata yang diucapkannya, mungkinkah Mas Ilham menjual dirinya pada perempuan itu? untuk apa? usahanya selama ini bagus, kalau hanya untuk menghidupi dua orang saja harusnya cukup, karena Mbak Ratna pun masih belum diberi keturunan meski sudah memasuki usia pernikahannya yang ke tiga tahun.

“Hilya,” ucap Mas Aksa mengelusik, membuyarkan lamunanku.

“Iya Mas, udah baikan?” tanyaku sembari mendongakkan wajah.

Mas Aksa menatapku lekat, lalu tersenyum.

‘Hah’ hatiku langsung mencelos, senyum it
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status