Share

Sembilan Belas

Situasi semakin canggung, aku merasa begitu tidak nyaman berada di tengah-tengan mereka semua, banyak hal yang menjadi kekhawatiran. Namun, berbeda dengan Mas Aksa, ia nampak masih menikmati suasana canggung ini. Tangannya perlahan mengambil makanan yang sudah terhidang, menikmatinya sembari melemparkan senyuman, menanggapi beberapa pembicaraan.

“Nak Aziel sekarang kerja di mana?” tanya Ibu dengan mata berbinar, ia menyapa dengan suara yang paling lembut yang pernah kudengar. Begitulah Ibu, nada suaranya saja bisa dibeli dengan uang.

“Saya bekerja di perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang pemotretan,” jawab Aziel sembari melirik ke arahku.

“Wah, benarkan?” saat ini suara Mbak Ratna terdengar antusias, dunia itu pasti sangat menyenangkan untuknya. Kami memang saudara dengan spesies berbeda, jangankan dari sifat, dari penampilan pun kami jauh berbeda, seperti air dan minyak yang tidak bisa disatukan. Mbak Ratna dengan rambut terurai dan dress selutut yang terlihat feminim, sedangk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status