Share

OMG, Banyak Kejutan!

“Apa sih, Ri? Kok bengong gitu?” Ibu mengulum senyum. Masih berbalas lirikan mata dengan Jagat.

“Wah sejak kapan rumah kita jadi bagus gini, Bu? Ibu enggak pernah cerita,” komentar Riana. Pikirannya langsung menuju kepada kelakuan Papa. Inikah yang menyebabkan Ibu dan Bapak begitu gigih memaksa dirinya menerima Anin?

“Ayo toh, masuklah! Mau sampai kapan di situ?” Bapak dari arah dalam berteriak. Senyumnya lebih mengembang daripada milik Ibu.

Selang beberapa detik, seorang bocah beranjak remaja berlari dari arah belakang Bapak.

“Mbak Ri, mana adeknya? Mau liat adek lagi!” Fena, adik bungsunya yang berumur dua belas tahun celingak celinguk mencari keberadaan Anin. Ketika melihat Jagat yang sedang membawa baby seat car, dia berlari menuju mobil.

“Dek, bantuin ini, lupa ya kalau sekarang ada Anin?” cetus Jagat yang disambut tawa renyah oleh seluruh keluarga Riana.

Satu dua tetangga Riana yang kebetulan lewat menyapa sambil berkomentar tentang mobil. Keramahan ciri khas warga kampung di si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status