Share

Pasangan menjijikan

Cahaya matahari menembus gorden, seorang pria mengerjapkan mata perlahan, Yohan baru saja terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Sebenernya sudah lama saat dia terakhir kali bisa tertidur dengan nyenyak.

Mata Yohan membulat sempurna saat mengingat kejadian semalam, buru-buru dia berbalik, matanya semakin melebar kala melihat tempat tidur yang kosong.

Segera ia menyingkapkan selimut. Bercak darah terlihat membuat umpatan kasar keluar dari bibirnya, "Sial Aku memerawani anak orang!" geramnya lalu tangannya meraih ponsel yang terletak di meja.

[Telepon tersambung]

"Halo … selamat pagi Tuan, apa ada yang Anda butuhkan," ucap seseorang di seberang, asistennya. Suara pria itu terdengar parau, Yohan yakin pria itu baru terbangun dari tidurnya.

"Cari tahu, semalam aku tidur dengan siapa!" perintah Yohan, lalu mematikan sambungan telepon tanpa mendengar ucapan dari asistennya terlebih dahulu. Umpatan kasar terus keluar dari bibirnya, segera ia berjalan kearah kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Betapa gilanya dia tetap melakukan hal itu bahkan ketika pasangan kamarnya menangis, seluruh ingatan yang terjadi semalam berputar di dalam otaknya. Perasaan bersalah timbul, sungguh seperti binatang yang tidak mampu mengendalikan nafsunya.

Dulu, Yohan selalu jijik dengan sentuhan orang-orang, tapi bahkan sekarang sepertinya ia juga jijik pada dirinya sendiri. Yohan membulatkan tekad, ia harus menemukan gadis itu berapapun biaya yang dibutuhkan. Darah Radcliffe tidak boleh berkeliaran di jalanan.

Bahkan jika keluarganya selalu khawatir akan dia yang tidak akan pernah melanjutkan garis keturunan keluarga, saat mereka mendengar hal ini Yohan yakin mereka juga akan mengerahkan seluruh harta Radcliffe untuk mencari gadis itu. Mysophobia, gangguan kepribadian yang menyebabkan Yohan tidak bisa bersentuhan dengan sembarang hal. Bahkan jika ia benar-benar akan menikah dengan Jasmine, mereka akan menjalankan program bayi tabung.

Setelah berpakaian dengan sebuah tunik katun yang disiapkan oleh Devan, Yohan dengan langkah besarnya mencari keberadaan Jasmine. Seluruh kru kapal menjadi kacau, kemarahan Yohan tidak redam sama sekali. Saat Yohan menghampiri pintu kamar Jasmine dia berteriak memanggil nama gadis yang dengan kurang ajar mencampurkan obat dalam minumannya.

Tak lama setelah itu muncul Jasmine dengan pakaian yang berantakan, tanda-tanda ciuman hadir di leher dan bahunya, Yohan yakin itu bahkan ada di seluruh tubuh gadis itu. Seluruh orang yang mengikuti langkah Yohan terdiam kaget saat melihat penampilan Jasmine. Bisikan-bisikan penuh cerca dihujamkan pada gadis itu.

Yohan menghempaskan pintu, matanya langsung menangkap keberadaan seorang pria yang tengah berbaring di tempat tidur. Kekehan ringan terdengar dari arahnya. "Apakah sebegitu hausnya kau akan belaian pria?" sinis Yohan. Matanya memandang remeh Jasmine dari atas ke bawah. Jasmine yang merasa tak nyaman dengan tatapan itu lantas menundukkan kepalanya.

Jasmine malu, banyak orang yang menatap tubuhnya di sini. Yohan yang menyadari hal itu lantas berteriak, menyuruh seluruh orang yang mengikutinya keluar dari ruangan. Pintu dikunci, hanya ada Jasmine, Yohan, Devan, dan pria yang menghabiskan malam bersama Jasmine.

Tangisan penyesalan terdengar dari arah Jasmine, Yohan berdecih. Ia sungguh jijik dengan keadaan saat ini. "Apa dia tidur?" Tangan Yohan menunjuk ke arah ranjang. Jasmine melirik ke arah yang dimaksud oleh Yohan. Sebuah jawaban kecil berupa anggukan dari Jasmine mengkonfirmasi keadaan pria itu.

"Bangunkan!" seru Yohan, kemudian ia kembali berucap, "Mandilah, pakai pakaianmu dengan benar!" Lalu Yohan mengeluarkan ponselnya dari saku, berniat mengunjungi keluarganya. Namun, ia lupa bahwa kapal sedang berlayar. Tak ada sinyal di sini. Yohan membuat wajah masam.

Jasmine masih menangis, tapi ia tetap menuruti perintah Yohan. Jasmine berjalan ke kasur, kemudian menarik-narik rambut pria itu. Erangan kasar terdengar dari ranjang, tepisan kasar pria itu lakukan pada tangan Jasmine, membuat Jasmine mengerang ngilu. Yohan yang merasa waktunya terbuang sia-sia di sini lantas berdiri, "Mandilah, aku akan membuatnya bangun!"

Setelah Jasmine berada di toilet, Yohan berdiri. Ia berjalan ke arah pria yang tengah tertidur dengan pulasnya di ranjang. Yohan menjambak rambut pria itu, lantas membanting tubuhnya ke lantai, erangan ngilu terdengar. Devan yang melihat kejadian itu bahkan bergidik, beruntung orang yang dilayaninya selalu memperlakukan Devan dengan baik.

"Bangun!" perintah Yohan yang tidak didengarkan oleh pria yang dihantamkannya ke lantai. "Bangun atau kuseret?" Yohan melipat kedua tangannya ke dada, tapi pria yang tidur dengan Jasmine itu malah melebarkan matanya kearah Yohan, menantang. Yohan yang merasa kesal karena waktunya terhambat kembali berjalan mendekat kearah pria itu.

Yohan menarik rambut pria itu hingga tubuhnya ikut terseret, masih dengan tubuh yang bertelanjang bulat Yohan Yohan menempatkannya pada sisi sofa, tempat Devan sedang duduk. Lalu Yohan berjalan kearah lemari, sebuah jubah mandi tergantung di sana, Yohan segera meraih jubah mandi itu dan melemparkannya pada pria yang terduduk di dekat Devan.

Segera pria itu memakai jubah mandi yang dilemparkan oleh Yohan, tampaknya otak pria itu belum tersadar sepenuhnya. "Namamu?" tanya Yohan lalu matanya melirik keseluruh ruangan. Bau bekas percintaan menusuk hidungnya, segera ia membuka jendela, membiarkan angin masuk untuk menyegarkan pikirannya.

Yohan mengacak rambutnya kasar, ia tak perlu terburu-buru untuk menemukan wanita yang tidur dengannya. Ini masih di atas laut, gadis itu tak mungkin dapat cepat kabur.

Tak lama kemudian muncuk Jasmine dengan jubah mandinya, bekas percintaan jelas terlihat pada seluruh tubuh Jasmine. Bibir yang bengkak dengan seluruh tubuh dipenuhi dengan bekas ciuman. Yohan meludahkan perasaan jijiknya.

"Duduk!" perintah Yohan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status