Share

Bab 5 - Tantangan (1)

"Stt!.." Ucap Daven pelan sambil memberikan isyarat dengan jarinya menyuruh Lia untuk tetap diam.

'Ini serangan monster? tapi bagaimana bisa terjadi? bagaimana bisa portal merah muncul di tempat ini?' Pikir Daven dengan kebingungan.

*Step, step.*

Ketika Daven sedang berpikir memahami apa yang terjadi, ia mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak.

'Goblin, jumlahnya sekitar 9 goblin. Apa yang harus aku lakukan? cepat pikirkan Daven!'

Daven berpikir keras menentukan langkahnya, alasan kenapa Daven benar-benar berpikir keras ia tidak memiliki cara untuk mengalahkan para goblin itu dengan kemampuannya sekarang.

"Ah, benar!" Ucap Daven spontan setelah ia mendapatkan sebuah ide.

Daven berdiri dan keberadaannya yang di sadari oleh para goblin langsung membuat goblin berlari ke arahnya yang ada di lantai 2.

"Daven, apa yang ingin kau lakukan?" Lia yang dari tadi diam saja mulai berbicara setelah melihat Daven mulai bergerak.

"Lihat saja," balas Daven.

Daven langsung mengambil anak panah yang menancap di dinding itu dan melepaskan batang kayunya hingga menyisakan mata dari anak panah itu saja.

"Baiklah begini saja harusnya cukup," Ucap Daven dengan percaya diri.

'Harusnya ini bisa bekerja dengan Super powerku.'

-------

Super Power:

Metal Control

Anda dapat mengendalikan semua benda yang terbuat dari metal yang ada di sekitar anda, namun anda tidak dapat menggerakkan benda itu jika benda itu terikat dengan benda non metal yang lebih berat. Berat benda yang dapat anda control tergantung dengan jumlah magic power anda.

-------

'Aku hanya perlu melepaskan kayu dari mata panahnya saja karena mata panah itu sangatlah ringan, selain itu ini adalah mata panah dari goblin yang memang tidak memiliki kekuatan sebaik manusia karena itu mata panah mereka jauh lebih ringan.'

"Daven.., ada goblin.." Kata Lia dengan takut.

ketika Daven sedang menarik mata panah dari anak panah itu para goblin sudah berada di lantai dua dengan naik tangga yang ada di ujung apartemen mereka.

Daven langsung bergegas mencoba untuk menggerakkan mata panah itu, ia menggerakkan jarinya sebagai arah dari gerakan anak panah itu.

'Aku tidak pernah mencoba super power ini, meski aku bisa menggerakkan mata panah itu dengan pikiranku saja namun aku tidak bisa menggerakkannya dengan baik, karena itu lebih baik menggunakan tanganku sebagai gambaran.'

Daven lalu menggerakkan tangannya ke depan dan anak panah itu melesat dengan kencang ke arah para goblin, anak panah itu menusuk satu goblin dan menembusnya tepat di kepalanya hal itu terjadi juga dengan goblin lain yang ada di belakangnya.

[ Quest Tersembunyi, ........., 2/10. ]

'Bagus jumlahnya naik, mari kita lakukan lagi.'

Daven lalu menggerakkan tangannya memberikan gestur berputar dan mata panah itu berputar dan membunuh goblin lain yang ada di jalannya.

Daven menggerakkan tangannya ke semua arah dengan lihai, mata panah itu bergerak sesuai keinginan Daven dan membunuh semua goblin yang ada di sana.

[ Quest Tersembunyi, ........., 9/10. ]

"Wow, Daven tadi itu hebat sekali, aku tidak tau kalau kau punya kemampuan hebat seperti itu!" Puji Lia dengan wajah kagum setelah ia melihat kemampuan Daven yang menyelamatkannya.

"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk senang karena kita berhadapan dengan portal merah," Jawab Daven dengan serius.

Daven tahu hal apa yang menanti mereka karena mereka sudah terjebak di sekitar portal merah.

"Portal merah?" Jawab Lia dengan bingung.

"Apa kau tidak tau mengenai portal merah?" Tanya Daven telah mendengar perkataan Lia.

"Aku tau Hunter dan semacamnya namun aku tidak terlalu memikirkannya karena itu aku tidak tau banyak," Jawab Lia dengan polosnya.

"Portal merah itu adalah sebuah keadaan khusus di mana monster yang seharusnya tetap berada di dalam dungeon malah keluar dari dungeon dan menyerang dunia kita," Jawab Daven menjelaskan dan Lia menunjukkan ekspresi kalau dia mulai paham.

"Ah, rasanya aku pernah mendengar ini dari guruku kalau tidak salah karena dua portal terlalu dekat satu sama lain sehingga membuat portal berikutnya yang muncul di antara kedua portal itu menjadi portal merah," Kata Lia sambil mengingat-ingat.

Seperti yang Lia katakan, sekarang ini masalah portal dan hunter telah menjadi pelajaran umum yang di ajarkan di seluruh sekolah yang ada di dunia ini karena mereka perlu tau bahaya seperti apa yang ada di sekitar mereka, dan mereka perlu tau bagaimana caranya umat manusia menghadapi bencana itu.

"Benar, portal merah muncul akibat dari dua portal tingkat emas ke atas yang berada terlalu dekat satu sama lain, karena portal adalah sebuah Magic power yang menghubungkan dunia kita dengan dunia lain yang kita sebut sebagai dungeons dan ketika kedua portal itu terlalu dekat membuat Magic powernya bertabrakan satu sama lain hingga membuat portal baru yang telah rusak yaitu portal merah di mana para monster dapat keluar dari portal."

Kali ini penjelasan panjang lebar oleh Daven sepertinya tidak dapat dimengerti oleh Lia, wajahnya menunjukkan kalau otaknya baru saja terbakar akibat informasi yang berlebihan.

"Ah, kepalaku sakit sekali kau terdengar seperti guru di sekolah," Jawab Lia sambil memegangi kepalanya.

"Namun aku bingung kenapa bisa portal merah ini muncul di kota ini bukankah guild Red Flame selalu bergegas ketika portal emas muncul?"

Tanya Daven kebingungan. Ketika ia masih menjadi Leon, ia ingat betul kalau prioritas utama dari guild Red Flame adalah untuk mencegah munculnya portal merah karena ia tidak ingin banyak orang menerima nasib buruk.

"Ah kalau itu aku tau, Red Flame telah menurun, setelah tiadanya Leon guild Red Flame mulai melemah mereka gagal dalam beberapa kali Raid portal tingkat ungu yang ada di luar negeri membuat mereka kehilangan banyak anggota dan sekarang kekuatan mereka semakin melemah," Jawab Lia dengan percaya diri karena kali ini ia yakin dengan pengetahuannya.

Ini semua adalah hasil dari dirinya yang selalu mengikuti berita terkini dan tidak pernah melewatkan hal-hal penting yang ramai di media sosial.

"...." Daven tidak tau harus berkata apa.

Perasaan Daven campur aduk ketika mendengar penjelasan Lia, ia merasa marah dan kecewa karena mereka tidak hanya membunuhnya namun juga membuat reputasi guild yang ia bangun menjadi rusak, di sisi lain Daven juga merasa senang karena melihat mereka kesusahan akibat mereka mengkhianatinya.

"Krieek!, Krieek!"

Ketika Daven sedang melamun, ia mendengar suara goblin dari lantai bawah dan segera ia menyadari kalau ada rombongan goblin lain yang muncul ke arahnya.

"Carilah tempat berlindung, kali ini jumlah mereka lebih besar," Kata Daven kepada Lia karena ia tidak yakin apakah bisa melindungi Lia sambil melawan para goblin itu.

"Baik," Kata Lia sambil ia bergegas kembali ke kamar apartemennya meninggalkan Daven sendirian di luar sana.

"Baiklah waktunya bersenang-senang," Kata Daven percaya diri.

Daven mulai mengepalkan tangannya dan memberikan gestur tinju di telapak tangan yang menunjukkan kalau ia siap untuk bertarung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status