Share

Bab 4 - Kembali (2)

"Buku? agak aneh untuk menaruh buku sembarangan seperti ini, maksudku bahkan ketika kamarnya berantakan bukunya masih tersusun rapi di atas meja, lebih baik aku rapikan dulu."

Leon lalu mengambil buku itu dari lantai, ketika ia mengambilnya ia melihat tulisan yang ada di sampul bukunya.

"Diary?"

Menyadari kalau buku itu adalah buku harian dari pemilik tubuh ini, mulai timbul perasaan di dalam diri Leon untuk membacanya, ia mulai tergoda.

"Ayolah, jangan membuka buku harian orang sembarangan, itu tidak baik!"

Ia mencoba untuk menahan dirinya sendiri untuk tidak membacanya, pikiran baiknya memberinya alasan yang cukup kuat untuk tidak melakukannya.

"Tapi sekarang aku adalah pemilik tubuh ini, itu berarti ini adalah buku harianku."

Pikiran buruknya juga memberikannya alasan untuk melakukannya, Leon semakin tergoda karena rasa penasaran.

"Ya, benar, sekarang ini adalah buku harianku."

Leon tidak dapat menahan godaan itu. Leon mulai membuka buku itu dengan perlahan, meski ia memutuskan untuk membacanya namun ia masih merasa ragu-ragu.

'Buka saja,' 'Jangan lakukan,' Pikirannya berkecamuk terbagi menjadi dua sisi, kedua kata-kata itu terdengar terus menerus di dalam pikirannya.

"Baiklah ini dia!"

Leon dengan semua keberaniannya mulai membuka buku harian itu.

"Eh?" Leon yang membuka buku itu menyadari suatu keanehan dan ia mulai membolak-balik halaman dari buku.

"Ini adalah akhir dari buku hariannya, halaman selanjutnya sudah dirobek semua," Kata Leon dengan kesedihan di wajahnya.

"15 Maret 2025..."

Leon terhenti sejenak setelah ia membacanya, ia melihat ke arah buku harian itu lagi dan tetap menemukan tulisan yang sama.

"Tunggu, bukankah kejadian di dungeon itu pada Desember 2024 dan bagiku itu masih terasa seperti kemarin, namun sekarang sudah Maret 2025, itu berarti setidaknya sudah beberapa bulan sejak kematianku!" Kata Leon cukup terkejut.

Leon memikirkannya dengan tenang walau sebelumnya ia cukup terkejut setelah menyadari hal itu, Leon mulai melihat ke arah buku itu lagi untuk membaca lanjutannya.

"Hari ini adalah keputusanku, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku, aku sudah memikirkan ini sejak lama karena semuanya sudah tidak berarti bagiku."

'Rasanya perasaan dari Daven masih terasa jelas di dalam tubuh ini,' Membaca tulisannya membuat Leon mulai merasakan sebuah sensasi aneh di tubuhnya.

"5 bulan lalu aku mulai dapat merasakan magic power yang ada di sekitarku dan orang-orang di sekitarku mengatakan kalau aku akan membangkitkan super power seperti para Hunter karena itu aku melatih tubuhku setiap hari karena aku ingin menjadi hunter yang hebat sampai 1 bulan yang lalu, aku bersama dengan orang tua dan adikku pergi untuk liburan namun dalam perjalanan, kami mengalami kecelakaan."

Leon berhenti sejenak dan mulai menengadahkan kepalanya ke arah langit-langit ruangan itu. ia mulai menarik nafas panjang beberapa kali.

"Aku berhasil selamat namun kedua orang tuaku dan adikku tidak terselamatkan, hidupku berubah sejak hari itu, meski guru dan teman-teman sekolahku mencoba untuk menghiburku namun aku tetap tidak menemukan apapun lagi yang dapat menggantikan keluargaku. Hidupku sudah tidak ada artinya...."

Leon mulai menengadahkan kepalanya lagi dan menarik nafas panjang beberapa kali namun kali ini lebih lama, Leon mencoba untuk menahan air matanya karena ia tidak ingin untuk menangis.

"Haaah, ini rasanya berat sekali," Kata Leon setelah ia mulai tenang.

Leon menutup buku harian itu karena ia tidak ingin terbawa emosi lebih jauh dari pada ini.

"Beristirahatlah dengan tenang Daven, aku berjanji akan mewujudkan impianmu dan membuatmu menjadi hunter yang hebat, ini adalah janji dari hunter terbaik dunia."

Dengan seluruh tekadnya Leon sudah menanamkan satu tujuan baru untuk ia capai.

*Grrrgrr*, Meski momentnya sangat bagus namun tubuhnya tidak bisa di ajak bekerja sama.

Beberapa menit setelahnya, Daven sedang makan mie instan yang ia temukan di sebuah laci. Daven memakannya dengan lahap sampai ia menghabiskan semuanya.

"Mie instan memang sangat enak tapi aku harus mencari makanan yang lebih baik untuk membangun kembali tubuh ini!" Katanya dengan sedikit bersemangat.

Meski tubuh Daven memang sudah dilatih selama beberapa bulan namun akibat kejadian satu bulan yang lalu, tubuh Daven sudah kehilangan bentuk dan kekuatannya.

Daven beranjak dari meja makan, lalu ia mulai melihat ke sekitar ruangan.

"Baiklah waktunya untuk membersihkan ruangan yang sangat kotor ini!" kata Daven dengan semangat.

Daven mulai membersihkan semua yang ada di dalam ruangan itu. Ia memulai dengan mengambil baju-baju kotor dan menaruhnya ke dalam wadah cucian, Ia juga mulai membereskan barang-barang lainnya dan mengumpulkan sampah.

Setelah semua itu selesai Daven mulai mulai membersihkan semua kotoran dan debu yang ada di sekitar ruangan itu hingga ia rasa kalau semuanya sudah bersih.

"Akhirnya, haaah, haaah, sudah lama, haaah, sejak aku tidak bersih-sih, haaah, rasanya melelahkan sekali" Kata Daven dengan nafas yang terengah-engah.

Daven yang kelelahan langsung merebahkan seluruh tubuhnya di atas kasur. Di dalam keheningan ruangan ini dan ditambah dengan tubuhnya yang sedang kelelahan pikiran Daven mulai terbang.

'Memulai semuanya dari awal lagi ya?' Pikirnya dengan tenang.

'Ketika aku berada di tempat dan titik seperti ini, rasanya semua terasa mustahil, rasanya semua tujuan itu terlihat sangat jauh untuk di capai. Aku hanyalah orang biasa yang tidak berbeda dengan orang lain satu kesalahan dan semuanya berakhir, terakhir kali juga seperti itu..'

Mulai terdengar kesedihan di kata-katanya, wajahnya juga tidak dapat menahan perasaan yang mengalir deras di dalam dirinya.

Sebelum Daven menjadi lebih emosional, Ia langsung bangkit dari tidurnya.

"Sial, kenapa aku menjadi sentimen seperti ini. Aku adalah hunter terbaik umat manusia, aku harus melakukannya dan mewujudkan tujuanku."

Daven menyakinkan dirinya sendiri, ia mencoba untuk menanamkan rasa percaya diri yang tinggi kepada dirinya sendiri karena jika ia tidak melakukannya, ia tidak akan pernah mencapai apapun yang ia inginkan.

"Baiklah waktunya keluar dan mencari udara segar, sekalian untuk membeli keperluan dan menghapal tempat ini."

Daven memutuskan untuk bergerak, ia lalu mulai berjalan kearah luar kamarnya. Ketika di luar ia menghirup udara segar yang lebih baik dari pada saat ia di dalam kamar.

Perasaanya terasa lebih tenang dan nyaman, ia dapat merasakan kalau ketenangan ini membuatnya kembali lebih baik.

"Daven?" Terdengar suara seorang perempuan di sebelah Daven.

Daven menengok ke arah suara itu dan terlihat seorang perempuan yang kurang lebih seumuran dengannya sedang menatap ke arahnya.

"Siapa?" Jawab Daven spontan karena ia tidak mengenali wanita itu.

"Astaga, apa kau lupa denganku? ini aku Lia, meski kita jarang bertemu setidaknya kau harus tetap ingat dengan tetangga--."

Saat Lia sedang berbicara, Daven malah melompat ke arahnya dan membuat mereka berdua terjatuh ke lantai.

"Aww, apa yang ka--."

Awalnya Lia ingin marah namun ketika membuat matanya ia terhenti karena ia melihat sebuah anak panah menancap di tembok tempat ia berdiri sebelumnya.

"Sttt!.."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status