Share

Bab 10 - Melawan Monster yang Lebih Kuat (2)

Daven menatap ke arah beberapa armor berjalan yang ada di depannya. Ia mulai menarik nafas panjang dan melepaskannya untuk beberapa kali, sampai ia mulai tenang.

"Baiklah waktunya untuk pergi dari tempat ini," Ucap Daven begitu saja.

Daven berbalik dan mulai berjalan keluar dari portal, lalu ia mulai berjalan menjauh dari portal itu.

"Yang benar saja, The Living Armor di portal emas?!" Daven merasa sangat kesal dan juga jengkel dengan keadaan ini.

"Bahkan jika aku menyelesaikan quest tersembunyi yang ketiga ini, aku masih belum bisa menggerakkan pedang mereka yang memiliki berat sekitar 30Kg. Meski mereka lemah terhadap pukulan dan senjata tumpul namun sekarang aku bahkan tidak memiliki kekuatan untuk membengkokkan jari mereka."

Daven yang menyadari kalau ia tidak bisa menyelesaikan dungeon itu memutuskan untuk melakukannya, ia bahkan mulai pergi dari tempat itu tanpa pikir panjang.

"Aku tidak takut untuk mengambil tantangan namun aku tidak bisa membayangkan gambaran kemenanganku di dungeon itu, pada akhirnya aku bukanlah seseorang yang spesial, satu kesalahan dan semuanya akan berakhir seperti sebelumnya," Ucap Daven untuk menyakinkan dirinya sendiri.

Harga dirinya cukup terluka ketika ia memutuskan untuk pergi dari dungeon itu dan memilih untuk mundur.

"Aku harus mundur sekarang setidaknya sampai aku bisa memikirkan cara untuk menyelesaikan dungeon itu, aku berjanji akan kembali secepatnya!" Dengan memutuskan tujuannya Daven mulai berjalan ke tempat lain.

Daven mulai berjalan ke arah yang lain, ia berjalan dengan berhati-hati karena ia tidak ingin disadari oleh para Hunter yang ada di sekitar sana.

'Aku dapat menyadari magic power mereka dengan jelas dan ini membuatku dapat menghindari mereka dengan mudah,' Pikir Daven, ia bersyukur memiliki tingkat kepekaan terhadap magic power yang tinggi.

Dengan sedikit mengendap-endap dengan mencari jalan yang tidak membuatnya disadari oleh para hunter, tak lama Daven akhirnya sampai di tempat yang ia tuju karena tempat itu tidak jauh dari tempat yang sebelumnya.

Tempat itu berada di sekitar tempat konstruksi yang sedang terbengkalai, sehingga tidak banyak orang yang ada di sana.

Daven berjalan masuk ke dalam bangunan konstruksi itu, awalnya di sana cukup gelap namun Daven tetap berjalan dengan santai, ia menaiki beberapa lantai menggunakan tangga hingga ia sampai di lantai atas.

"Akhirnya aku sampai di portal emas yang satunya, beruntung aku memiliki kepekaan ini membuatku dapat dengan mudah menemukan portalnya."

Tujuan Daven adalah portal emas yang satunya, portal emas lain yang juga membuat portal merah itu terbuka.

"Para Hunter yang sudah menemukan portal merahnya pasti sedang berfokus ke sana dan tidak punya banyak waktu untuk mencari portal emas yang kemungkinan akan lebih sulit untuk di selesaikan di bandingkan portal merah yang hanya berisi para goblin saja," Ucap Daven dengan santai.

Selain menurut perkiraannya ia juga tidak dapat merasakan magic power lain di sekitar tempat ini selain magic power miliknya dan magic power portal yang ada di depannya.

"Magic powernya terasa lebih lemah dari pada portal sebelumnya, seharusnya monsternya juga lebih lemah... Baiklah mari kita masuk!" Daven dengan percaya diri mulai melangkahkan kakinya ke dalam portal.

Ketika ia masuk tiba-tiba sesuatu yang cukup terang menusuk ke matanya, ia sampai mencoba menutupi cahaya yang menyilaukan matanya itu menggunakan tangannya.

Daven mulai menurunkan tangannya kembali setelah ia sudah merasa cukup nyaman.

[ Selamat datang di Midnight Tragedy ]

"Bulan purnama yang sangat terang, dari bangunan konstruksi yang cukup gelap menuju bebatuan yang di terangi oleh cahaya bulan, aku sudah tau monster apa yang menungguku di tempat ini," Ucap Daven dengan kepercayaan diri.

Kali ini dia terlihat sangat tenang walaupun ia sudah menduga monster apa yang akan ia hadapi, sepertinya monster yang ada di dalam portal ini memang sesuai harapannya.

*Step!, step!, step!*

*Step!, step!, step!*

Suara langkah kaki yang kasar terdengar jelas mendengung di telinga Daven, ia mulai bersiap dengan mengeluarkan senjatanya.

"Grrrr!!"

Di atas bebatuan kecil yang tak jauh di depan Daven, muncul rombongan kecil yang berisikan 5 ekor serigala yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dari pada serigala pada umumnya, ukuran tubuh mereka itu setara dengan ukuran tubuh singa jantan dewasa.

Mereka adalah Direwolf salah satu monster yang cukup sering muncul di dalam dungeon tingkat emas, mereka memiliki kecepatan dan kekuatan selain itu mereka selalu berburu secara berkelompok sehingga mereka sangat menyusahkan para hunter yang melakukan raid di portal mereka.

"Seperti yang kuduga, datang berombongan di tengah malam setelah mencium bau tubuhku yang menarik nafsu makan mereka, dasar para anjing-anjing kampung, aku akan menghabisi kalian semua hingga tak bersisa!" dengan keras Daven menyuarakan pancingannya.

Para Direwolf yang terpancing oleh Daven mulai turun dari tempat pijakan mereka dan langsung bergerak cepat ke arah Daven hingga mereka berada tepat di depan Daven.

*Wushhh!!*

*Wushhh!!*

*Wushh!!*

Namun cakar mereka tidak pernah sampai ke arah Daven karena tepat ketika mereka berlari kencang ke arah Daven dari bebatuan yang cukup gelap pisau belati yang sudah Daven persiapkan.

Tempat yang kebetulan cukup sempit karena dihimpit oleh dua batu besar membuat para Direwolf tidak memiliki jalan untuk menghindari sehingga serangan Daven dapat mengenai mereka dengan mudah.

"Kena kalian dasar makhluk bodoh! hewan yang hanya mengandalkan instingnya saja sangat mudah untuk diperdaya," Daven cukup puas setelah berhasil menghentikan para Direwolf itu.

Beberapa dari mereka langsung terbunuh karena pisau belati itu menembus kepala mereka namun yang lainnya terjatuh kesakitan hingga tidak bisa bersuara lagi karena mereka sedang sekarat.

"Aku merasa bersalah karena telah menyakiti kalian karena itu aku akan mengakhiri penderitaan kalian sekarang juga" Kata Daven kepada para Direwolf itu dengan tatapan yang dingin.

Tanpa berkata apapun lagi Daven lalu mulai menghabisi para Direwolf itu, hingga notifikasi dari sistem ungu muncul di depan matanya.

[ Quest tersembunyi,......, 9/30 ]

Daven mulai berjalan lagi masuk lebih jauh ke dalam dungeon itu, ia melihat ke arah sekitarnya untuk memastikan kalau tidak ada monster yang sedang mengintai dirinya.

Ia berjalan dengan tenang dan terus melangkah hingga muncul para Direwolf lain yang mulai mencium keberadaannya.

"Grrr!!"

"3 Ekor? ya ini akan lebih mudah dari pada sebelumnya" Ucap Daven dengan tenang, ia sama sekali tidak merasa takut ataupun terancam oleh para Direwolf itu.

"Ggrrr!!" Para Direwolf itu meraung lebih keras untuk membuat Daven merasa terancam namun Daven tidak memberikan reaksi apapun.

"Baiklah waktunya kalian menjadi bagian dari questku" Ucap Daven dengan percaya diri.

Daven lalu mengeluarkan 4 buah belati yang sudah ia persiapkan dari dalam kantongnya, ia lalu melepaskan belati itu dan membuat keempat belati itu melesat dengan cepat ke arah para Direwolf.

Namun ketika serangan Daven sangat dekat, para Direwolf yang menyadari serangan itu langsung bergerak menghindari, berbeda dengan sebelumnya kali ini para Direwolf berada di tempat yang lebih luas sehingga membuat mereka lebih mudah untuk menghindar.

"Eh?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status