Share

Kembalinya Sang Hunter Terbaik
Kembalinya Sang Hunter Terbaik
Penulis: ThinIce

Bab 1 - Pengkhianatan (1)

Nusantara - 04 Desember 2024

Di depan sebuah portal besar yang mengeluarkan cahaya ungu, banyak sekali orang berkumpul. Para media juga datang berkumpul di antara orang-orang.

"Baiklah pemirsa, selamat siang, Channel 6 di sini dan kami akan sedang melakukan siaran langsung detik-detik sebelum para hunter datang untuk penyerangan dungeon terbesar di negara ini!"

Seorang wartawan berbicara dengan tenang menggunakan mikropon yang ia bawa dan seorang pembawa kamera sedang merekamnya.

"Leon!"

"Leon!"

"Leon!"

Orang-orang mulai meneriakkan nama Leon. Memahami apa yang terjadi, wartawan dengan kameraman itu langsung berpaling dan mereka ke arah yang berbeda.

Di antara kedua pembatas, beberapa orang hunter berjalan sambil membawa senjata mereka. Leon berjalan di paling depan dengan membawa pedang besarnya sebagai senjata utama.

"Pemirsa, Hunter Leon sudah datang bersama dengan tim raid utama guild Red Flame. Ini adalah moment yang bersejarah karena sekali lagi hunter terbaik dunia Leon bersama dengan guild Red Flame akan menaklukkan salah satu dungeon terbesar yang ada di dunia!"

Wartawan itu mulai berbicara dengan bersemangat setelah terbawa suasana oleh orang-orang yang bersemangat meneriakkan nama Leon.

Wartawan itu memberikan gestur tangan kepada kameraman untuk bergerak lebih dekat karena sepertinya ia ingin mencoba untuk mewawancarai Leon.

"Leon!"

"Leon!"

"Leon!"

Ketika mereka mendekat suara orang-orang yang meneriakkan nama Leon terdengar sangat jelas.

"Baiklah, seperti yang kalian dapat dengar sendiri, semua orang yang berkumpul meneriakkan nama hunter Leon karena memang hunter Leon adalah hunter paling terkenal dan mungkin hunter Leon adalah hunter terbaik di dunia. Setelah kebangkitannya 3 tahun lalu, hunter Leon sudah menaklukkan lebih dari 100 dungeon yang setengah di antaranya adalah dungeon dengan portal tingkat emas ke atas."

Wartawan itu berbicara panjang lebar menjelaskan semuanya untuk memancing semangat para penonton siarang langsung mereka.

"Leon memang terbaik. Setelah kebangkitannya, Indonesia mulai di pandang oleh negara-negara besar."

"Benar, jika bukan karena Leon, negara-negara besar itu tidak akan memandang kualitas hunter negara kita."

"Hidup Leon!, hidup Red Flame!"

"Leon memang terbaik, julukan kaisar api memang sangat cocok untuknya karena sekarang ia adalah pemuncak semua hunter."

"Leon!, Leon!"

"Inilah kualitas hunter Indonesia yang sebenarnya, Leon telah menunjukkannya pada dunia!"

"Leon adalah hunter terbaik dunia, dia menyelesaikan lebih banyak dungeon dari pada hunter-hunter lain."

"Leon memang yang terbaik!"

Seperti termakan oleh pancingan Wartawan, orang-orang dalam siarang langsung itu langsung berkomentar dengan semangat memuji-muji sosok Leon.

Di sisi lain, Leon dan para anggota raid yang sedang berjalan ke arah dungeon mereka menjadi semakin dekat dengan wartawan tadi. Menyadari kalau ini adalah kesempatannya wartawan tadi langsung mencoba untuk menarik perhatian Leon.

"Leon, Leon, bagaimana tanggapan hunter Leon pernyataan dari hunter USA, Darek Waller."

Wartawan itu mencoba untuk menarik perhatian Leon. Sementara Leon mendengar sesuatu yang menarik perhatiannya langsung terpancing dan menoleh ke arah wartawan itu.

"Apa?!"

Tanpa pikir panjang ucap Leon dengan ekspresi yang terlihat kesal, Wartawan itu yang menyadari hal itu langsung merasa gugup.

"Haha, Leon marah."

"Aku dengar dia terlibat masalah dengan beberapa hunter USA."

"Habislah Darek atau siapapun itu karena sudah memancing amarah Leon."

"Leon adalah hunter dengan atribut api, apakah itu membuatnya menjadi tempramental?"

Kolom komentar di siaran itu langsung ribut setelah mendengar tanggapan Leon.

"....Ada komentar dari hunter USA, Darek Waller, tentang hunter Leon dan guild Red Flame."

Wartawan berbicara dengan gugup, meski ia mencoba untuk tenang namun tekanan yang Leon berikan membuatnya takut.

"Apa katanya?"

Leon dengan tatapan tajamnya dan nada suaranya yang tegas bertanya kepada wartawan itu.

"Hunter Darek Waller mengatakan kalau pencapaian hunter Leon dan guild Red Flame hanyalah karena jumlah dungeon di Asia yang lebih banyak dari pada dungeon di USA, jika gate di USA lebih banyak maka ia yang akan menjadi hunter dengan jumlah penyelesaian dungeon terbanyak."

Mendengar hal itu Leon seolah terpancing emosinya dan langsung menjawab tanpa pikir panjang.

"Katakan padanya, berhentilah bermimpi, jika dia datang ke Asia, aku pastikan kalau dia tidak akan bertahan dalam satu raid!"

Kata Leon sambil menunjukkan jari tengahnya ke kamera lalu berjalan pergi meninggalkan wartawan itu.

"Leon sudah kehabisan kesabarannya."

"Habislah Darek Waller atau siapapun itu, hahahaha."

"Leon sudah menandaimu Darek sebaiknya kau kabur, kemana saja yang kau bisa."

Kolom komentar menjadi semakin panas, semua orang terbawa suasana setelah tanggapan panas dari Leon.

Di sisi lain Leon dan berserta para hunter lain sedang bersiap untuk memasuki dungeon, mereka memeriksa perlengkapan mereka untuk memastikan tidak ada yang ketinggalan sesuatu.

"Baiklah semuanya karena ketua guild kita hari ini sedang dalam kondisi perasaan yang buruk, aku yang menggantikannya. Kita akan memasuki portal ungu, pastikan kalian bersiap untuk ini karena portal ungu adalah portal tingkat atas... Dan terakhir, setelah raid ini selesai kita akan makan-makan, tentu ketua yang akan membayar semuanya!"

Berdiri seseorang di antara mereka, ia memiliki ciri-ciri tubuh agak tinggi dengan rambut pirang dan kulit putih. Ia adalah wakil ketua guild Red Flame, Albert.

"Yeyy!" "Yeyy!"

Semua anggota party berteriak dengan semangat, sementara Leon yang mendengar semua dikatakan Albert hanya bisa menoleh ke arah Albert dengan tatapan terkejutnya.

"Mengatasi emosimu yang selalu naik turun itu susah tau, kau harus bersyukur karena aku tidak meminta bayaran khusus."

"Ya, ya,... mari kita selesaikan dungeon ini!"

Leon yang tidak bisa membantah perkataan Albert, hanya bisa menerimanya begitu saja dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

Beberapa jam setelahnya. Di dalam dungeon Leon berserta para anggota partynya sedang melawan boss monster dungeon tersebut.

Setelah pertarungan berjam-jam sepertinya pertarungan mereka sudah mencapai akhir, Leon dengan pedangnya yang berapi menyala-nyala meloncat ke arah boss monster dan menebasnya.

"Fire slash!"

Leon menebas tubuh boss monster itu menjadi dua bagian yang terbakar oleh api merah yang menyala-nyala.

"Akhirnya, haah, haah, haah."

Dengan nafas berat tak beraturan Leon terengah-engah setelah bertarung selama beberapa jam tanpa henti.

"Haah, rasanya tubuhku ingin hancur, kakiku sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri. Sudah berapa lama aku tidak bertarung seperti ini, seperti yang kuduga pertarungan 1v1 melawan boss memang sangat melelahkan, namun ini bagus untuk meluapkan emosiku seperti kata Albert."

Meski kakinya kelelahan dan badannya ingin roboh namun Leon tetap berdiri tegak sambil menatap langit-langit.

"Perjalananku masih panjang, aku tidak bisa berhenti di sini!" Kata Leon dengan penuh semangat.

Itu adalah ritual yang sering di lakukan Leon, seperti kebiasaannya ketika ia berhasil menyelesaikan sebuah dungeon. Dengan mengingatkan dirinya kembali ia terus mengukir tujuan utamanya di dalam dirinya.

"Baiklah waktunya kembali dan menemui mereka semua, mereka pasti kelelahan karena menungguku berjam-jam di luar pintu rungan boss dungeon."

Leon mulai berbalik dan berjalan ke arah sebuah pintu besar yang ada di depannya. Dia berjalan dengan tubuh dan kakinya yang benar-benar kelelahan, sehingga langkahnya terasa lambat.

Setelah beberapa saat Leon sudah berada di depan pintu itu, ia membuka pintu dungeon itu dengan perlahan karena kekuatannya masih belum pulih.

"Baiklah semuanya mari kita pulang dan makan--, Ukh!"

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya sebuah pedang langsung menancap di dadanya, dengan ekspresi penuh keterkejutan Leon menatap ke arah orang yang menusuknya.

"Apa maksudnya ini?!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status