Share

Bab 2 - Pengkhianatan (2)

"Albert?..."

Dengan wajah yang tidak bisa berkata-kata lagi, Leon melihat ke arah Albert yang menusuknya dengan sebuah pedang.

"Ukh!"

Leon muntah darah akibat luka dalam dari tusukan Albert yang tepat mengenai jantungnya. Meski jantungnya ditusuk ia masih memiliki kesadaran mencoba untuk mengangkat wajahnya.

Wajahnya berubah pucat seolah tidak bisa mempercayai apa yang sedang dilihatnya saja ia lihat.

"Kalian semua!!"

Leon melihat semua anggota party lainnya sedang mengarahkan senjata mereka ke arahnya.

"Seperti yang diharapkan oleh hunter terbaik, bahkan setelah jantungnya ditusuk masih belum mati juga, memang superhuman gila!"

Albert menunjukkan senyum liciknya kepada Leon sambil secara perlahan memperdalam tusukannya.

"Aarrgghh... Ukh!"

Leon merasa kesakitan akibat hal itu dan ia mulai memuntahkan darah lebih banyak lagi, pandangannya mulai pudar dan tubuhnya benar-benar tidak sanggup lagi.

Lututnya terjatuh ke tanah, namun tubuhnya tetap tegap rata. Meski di penghujung kematiannya, ia masih memegang keyakinannya.

"Ke--napa?"

Tanya Leon dengan suara yang lemah, kesadarannya sudah semakin menipis dengan darah yang terus keluar dari lukanya.

"Memangnya apa lagi? tentu saja karena uang, meski kau menyelesaikan banyak dungeon namun para petinggi tidak menyukai hal itu, karena dungeon adalah sumber uang tanpa batas dan keberadaanmu menghalangi mereka, sekarang rasakan akibat dari semua kesombonganmu, hahahahahahaha!"

Albert tertawa terbahak-bahak dengan sangat puas, senyum licik dan semua yang bisa ia lakukan, ia lakukan untuk menghancurkan mental Leon.

"Selamat tinggal, Tuan hunter terbaik dunia."

Kata Albert sebelum ia dan yang lainnya mulai berbalik dan meninggalkan Leon sendirian di dalam dungeon, Leon melihat ke arah wajah mereka semua yang meninggalkannya.

'Aku adalah Leon, aku tidak bisa berhenti di sini!'

Sebuah kata-kata muncul dipikirannya, sebuah kata-kata yang selalu ia katakan kepada dirinya sendiri. Seolah menyalakan api kehidupannya kata-kata itu membuat kesadaran Leon kembali.

'Aku tidak bisa berhenti di sini!'

"AAARRGGHH!!"

Teriakan Leon sangat kuat sampai membuat Albert dan yang lainnya terhenti dari langkah mereka menuju luar dungeon, dan membuat mereka berbalik.

"Apa?!"

Mereka berbalik terkejut namun tanpa mereka sadari Leon sudah melompat ke arah mereka. Leon melompat ke arah Albert yang berjalan di paling belakang.

"ALBERT!!"

"!!!"

Leon meneriakkan nama Albert dengan keras, membuat bulu kuduk Albert langsung merinding. Mata Leon yang menyala-nyala seperti api merah membuat Albert langsung ketakutan.

"Berhenti!"

Albert mencoba untuk menahan Leon dengan pedangnya namun Leon jauh lebih kuat dari pada Albert membuat pedang Albert patah dan Leon langsung menebas lengan Albert yang memegang pedang itu.

"Arrgghh!!, tanganku!, tanganku!"

Albert berteriak kesakitan dan ketakutan melihat lengannya tergeletak di lantai, setelah dipotong oleh Leon.

Leon yang mendarat setelah memotong lengan Albert mulaimencoba untuk menyerang lagi, Albert langsung panik melihat Leon yang sangat dekat dengannya.

"Light Missile!"

Seseorang dari anggota party itu langsung mengeluarkan sihir serangan ke arah Leon, membuat Leon terjatuh akibat terkena serangan kuat itu secara langsung.

'Kenapa?'

"Bang*at, Bang*at!, beraninya kau memotong tanganku, bajin*an gila!"

Albert langsung mengamuk dan menginjak-injak tubuh Leon yang terjatuh di lantai, ia melakukan itu beberapa kali untuk mengeluarkan amarahnya.

"Albert sudah hentikan!, dia itu sudah mati akibat terkena Light Missile milikku dari dekat. Tak ada gunanya kau melakukan itu."

Seorang wanita yang tadi menembakkan sihir cahaya kearah Leon itu, langsung menyuruh Albert untuk berhenti.

"Haah, haah, benar, lebih baik aku keluar saja."

Albert mencoba untuk menenangkan dirinya setelah mendengar perkataan wanita itu, lalu ia dan yang lainnya mulai melanjutkan langkah mereka.

'Aku tidak ingin mati!'

Nusantara, 15 Maret 2025.

"Aku tidak ingin mati!"

Matanya terbuka, namun yang ia lihat bukanlah tempat yang ia kenali.

"Eh?, eakh, ukh!"

Sebuah tali mengikat lehernya, membuatnya sulit untuk bernafas, ia langsung mencoba untuk mengambil bagian atas tali itu dengan lengan kanannya dan melepaskan jeratan di lehernya dengan lengan kirinya.

"Wow? apa yang terjadi? bukankah seharusnya aku mati di dalam dungeon?"

Tanya Leon dengan kebingungan, ia melihat sebuah ruangan yang kotor dengan sampah dan segala macam barang berhamburan.

"Eh?"

Ketika ia melihat ke arah cermin, ia terhenti kebingungan, ia melihat wujud orang yang sama sekali tidak ia kenali.

"Rambut hitam, rambutku itu coklat kemerah-merahan bukan hitam, apa yang terjadi?"

Leon terkejut melihat rambutnya yang berubah warna.

"Tunggu? wajah siapa ini?!"

Katanya dengan suara keras, setelah beberapa saat melihat ke arah cermin ia baru menyadari hal itu, ia baru menyadari kalau wajah itu bukan wajahnya dan tubuh itu bukan dirinya.

*Plak!, Plak!, Plak!*

Terdengar suara pukulan di dinding sebelah ruangannya, Leon melihat ke arah dinding itu dan dengan spontan mencoba untuk menutup mulutnya karena ia menyadari kalau suaranya mengganggu orang di sebelah.

"Baiklah pertama, coba kita pikirkan apa yang terakhir kali terjadi kepadaku dan bagaimana ini bisa terjadi"

Ia berbicara dengan nada kecil karena tidak ingin mengganggu tetangga di kamar sebelah lagi, Leon mulai memikirkan hal itu sambil mencoba untuk duduk di kasur yang ada di belakangnya.

Namun ia berhenti setelah menyadari kalau ia akan duduk di atas tumpukan sampah.

"Akh, ini kotor sekali"

Kata Leon dengan jijik lalu mencoba untuk menyingkirkan sampah-sampah yang menumpuk di kasur itu, lalu ia duduk setelahnya.

"Pertama, sepertinya aku sudah mati pada saat kejadian di dungeon dan tiba-tiba aku berada di tubuh anak ini. Oke, baiklah, aku tidak mengerti."

Katanya dengan spontan, ia benar-benar tidak dapat menemukan penjelasan tentang kejadian ini yang dapat diterima oleh akal sehatnya.

"Penjelasan yang paling mendekati adalah reinkarnasi namun tetap saja hal ini bukanlah reinkarnasi, karena aku tidak terlahir kembali, selain itu aku rasa kejadian ini agak berlawanan dengan reinkarnasi."

Kata Leon dengan serius, ia mencoba untuk mengingat kembali kejadian sebelumnya

"Reinkarnasi adalah terlahir kembali, namun aku tadi saat terjebak di tali, aku tau kalau anak ini mencoba untuk bunuh diri atau mungkin bahkan ia sudah mati dan tiba-tiba saja aku malah terbangun di tubuhnya."

Kata Leon sambil menggaruk-garuk kepalanya kebingungan.

"Arrkh!! Aku tidak mengerti!"

Leon sudah ingin menyerah memikirkannya karena kepalanya juga serasa ingin meledak setelah tidak menemukan jawabannya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur karena merasa sangat lelah.

*Prak!, Prak!, Prak!*

Suara pukulan di tembok itu terdengar lagi dan kali ini lebih keras karena mungkin ini yang kedua kalinya.

'Tetanggaku ini sepertinya sedang dalam saat-saat penting, aku coba sebisa mungkin untuk tidak mengganggunya lagi, karena aku juga tidak suka diganggu saat sedang fokus terhadap sesuatu.'

"Baiklah mari coba pikirkan dengan tenang."

Leon lalu beranjak dari posisi rebahannya dan kembali ke posisi duduk.

[ Selamat datang kembali, Leon. ]

"Eh?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status